
Pantau - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan pentingnya memperkuat kinerja ekspor nasional sebagai strategi utama untuk menghadapi tantangan geopolitik global dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
Anindya menyampaikan bahwa ekspor Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan positif selama 66 bulan berturut-turut hingga Oktober 2025, dengan nilai mencapai 38 miliar dolar AS.
"Menurut saya itu suatu prestasi yang patut dibanggakan dan disyukuri, mengingat dunia sekarang penuh dengan dinamisme geopolitik," ungkapnya.
Strategi “Menghitung Mundur dari Ekspor” dan Peran UMKM
Anindya menekankan bahwa ekspor harus menjadi tujuan utama pembangunan ekonomi karena bersifat lintas sektoral dan memberikan kontribusi langsung terhadap devisa negara.
"Ekspor ini lintas sektoral. Bukan hanya industrinya dan lapangan kerjanya, tapi ujungnya ekspor meningkatkan devisa," ujarnya.
Kadin kini menerapkan pendekatan baru dalam strategi industri dengan prinsip “menghitung mundur dari ekspor”, yaitu memulai dari analisis kebutuhan pasar global dan kemudian membangun industri sesuai dengan kebutuhan tersebut.
Ia mengajak seluruh jajaran Kadin dan Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) untuk bekerja lebih erat dalam mendorong perluasan industri, meningkatkan jumlah pelaku usaha, serta melibatkan UMKM dalam aktivitas ekspor.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya modernisasi data yang bersifat intelijen, prediktif, dan mampu mendukung pengambilan keputusan berbasis skenario.
Stabilitas Dunia Usaha dan Optimisme Pertumbuhan
Anindya mengibaratkan dunia usaha seperti ayam yang harus dijaga agar tidak stres, agar bisa terus “bertelur”, yakni menciptakan kegiatan ekonomi dan lapangan kerja.
"(Ibarat) Ayam ini harus tidak boleh stres, kalau stres tidak bisa bertelur. Jadi peserta ekonomi ini harus diberikan bukan hanya kepastian tapi kenyamanan. Tentu hukum dan pajak mesti diterapkan, tapi teman-teman ini juga butuh kenyamanan," jelasnya.
Dua tulang punggung Kadin, yaitu asosiasi/himpunan dan Kadin provinsi, disebutnya memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas dan produktivitas dunia usaha nasional.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah, aparat penegak hukum, dan otoritas fiskal demi menciptakan iklim usaha yang sehat.
Meski mengakui tantangan yang dihadapi Indonesia tidak ringan, Anindya tetap optimistis bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk meraih pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"We are on the right track. Banyak tantangan, tapi seperti kita lihat dalam sejarah, siklus ini selalu trending-nya naik. Saya yakin dengan bantuan GPEI, kita bisa mencapai pertumbuhan di atas 5 persen, lalu 6, 7, 8 persen dan tentu ujungnya membawa lapangan kerja dan sama-sama bisa sejahtera," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan







