Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Melemah 1,35 Persen Akibat Profit Taking Usai The Fed Turunkan Suku Bunga

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IHSG Melemah 1,35 Persen Akibat Profit Taking Usai The Fed Turunkan Suku Bunga
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 117,53 poin atau 1,35 persen ke posisi 8.583,39 pada penutupan perdagangan Kamis sore, 11 Desember 2025.

Pelemahan ini disebabkan oleh aksi profit taking oleh investor, menyusul keputusan The Fed yang memangkas suku bunga acuan.

Indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan juga turun 16,14 poin atau 1,88 persen ke posisi 840,82.

IHSG sempat dibuka menguat, namun kemudian bergerak ke zona negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan.

Pada sesi kedua, indeks tetap berada di zona merah sampai akhir perdagangan.

Aksi Jual Asing dan Prediksi Pasar

Pengamat pasar modal Reydi Octa menjelaskan bahwa penurunan IHSG pasca pemangkasan suku bunga The Fed merupakan reaksi wajar ketika pelaku pasar sudah memprediksi kebijakan tersebut sebelumnya.

"Jika keputusan The Fed sudah diprediksi sebelumnya, pelaku pasar cenderung sudah mengambil ancang-ancang dan sekarang waktunya untuk taking profit," ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa aksi jual investor asing kemungkinan masih berlanjut.

"Asing tercatat melakukan aksi penjualan bersih pada perdagangan kemarin, dan dugaannya aksi jual asing masih terus berlanjut hingga perdagangan hari ini," ia mengungkapkan.

Dari dalam negeri, pasar saat ini menanti keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada pekan depan.

Selain itu, investor juga memperhatikan potensi window dressing menjelang akhir tahun yang dapat memicu volatilitas pasar.

Reydi menyatakan, "Semakin dalam koreksi, maka semakin besar probabilitas dan volatilitas IHSG menuju akhir tahun."

Kinerja Sektor dan Saham Tertentu

Berdasarkan indeks IDX-IC, tiga sektor mencatatkan penguatan:

Sektor energi naik 0,97 persen, sektor industri naik 0,26 persen, dan sektor barang konsumen non primer naik 0,05 persen.

Sebaliknya, delapan sektor lainnya mengalami pelemahan, dengan sektor infrastruktur mencatatkan penurunan terdalam sebesar 4,57 persen, diikuti sektor barang konsumen primer yang turun 2,60 persen dan sektor transportasi & logistik yang turun 2,06 persen.

Saham-saham dengan penguatan terbesar antara lain CTTH, DOOH, RLCO, SAFE, dan SOTS.

Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar meliputi FPNI, MORA, HOPE, TRIN, dan ASPI.

Aktivitas dan Performa Pasar Regional

Dalam perdagangan hari ini, total frekuensi transaksi mencapai 3.582.212 kali, dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 69,17 miliar lembar saham.

Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp33,82 triliun.

Sebanyak 201 saham tercatat mengalami kenaikan harga, sementara 500 saham turun, dan 98 saham stagnan.

Sementara itu, bursa saham regional Asia juga menunjukkan performa beragam.

Indeks Nikkei melemah 463,80 poin atau 0,92 persen ke 50.139,00.

Indeks Hang Seng turun tipis 10,27 poin atau 0,04 persen ke 25.530,51.

Indeks Shanghai juga melemah 27,18 poin atau 0,70 persen ke 3.873,32.

Sebaliknya, Indeks Strait Times mencatatkan kenaikan sebesar 13,20 poin atau 0,28 persen ke 4.524,03.

Penulis :
Arian Mesa