Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Menguat di Pembukaan Perdagangan, Pasar Bersikap Wait and See Jelang Rilis Data Ekonomi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Rupiah Menguat di Pembukaan Perdagangan, Pasar Bersikap Wait and See Jelang Rilis Data Ekonomi
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/am.)

Pantau - Nilai tukar rupiah menguat pada pembukaan perdagangan di Jakarta, Senin pagi, di tengah sikap pelaku pasar yang cenderung menunggu dan mengamati menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting.

Rupiah tercatat menguat sebesar 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.642 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.646 per dolar AS.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menyampaikan pergerakan rupiah dipengaruhi antisipasi investor terhadap rilis rentetan data ekonomi dalam dan luar negeri.

Lukman Leong mengatakan kepada ANTARA, “Rupiah diperkirakan berkonsolidasi/datar dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS, investor cenderung wait and see mengantisipasi serentetan data ekonomi penting yang di antaranya data pekerjaan AS NFP Non-Farm Payrolls dan inflasi, serta RDG BI Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pekan ini,”.

Antisipasi Data AS dan Inflasi Domestik

Investor menantikan rilis data pekerjaan Amerika Serikat Non-Farm Payrolls yang diperkirakan masih lemah.

Data Non-Farm Payrolls diproyeksikan hanya menambah sekitar 25 ribu pekerjaan, jauh di bawah angka normal yang biasanya berada di atas 100 ribu pekerjaan.

Selain itu, pasar juga mencermati data inflasi Indonesia yang diprediksi naik menjadi 0,3 persen secara month to month dan 3,1 persen secara year on year.

Sikap Bank Indonesia Jadi Perhatian

Terkait Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Lukman Leong memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuannya.

Langkah tersebut dinilai penting untuk meredakan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Lukman Leong menegaskan, “Kalau suku bunga diturunkan, maka akan membuat imbal hasil yang lebih rendah menjadi kurang menarik,”.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Ahmad Yusuf