Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ekspor Produk Karantina Bali Januari–November 2025 Tembus Rp4,07 Triliu -

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Ekspor Produk Karantina Bali Januari–November 2025 Tembus Rp4,07 Triliu -
Foto: (Sumber: Kepala BBKHIT Bali Balai Karantina Indonesia Heri Yuwono sampaikan capaian nilai ekspor produk karantina Bali di Denpasar, Rabu 24/12/2025. (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari).)

Pantau - Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Bali mencatat nilai ekspor produk karantina asal Bali pada periode Januari hingga November 2025 menembus Rp4,07 triliun sebagai hasil keberterimaan produk Indonesia di pasar global.

Capaian tersebut disampaikan Kepala BBKHIT Bali Balai Karantina Indonesia Heri Yuwono di Denpasar pada Rabu, 24 Desember 2025.

“Berdasarkan data sertifikasi itu total nilai ekspornya itu di tahun 2025 ini, Januari-November adalah Rp4,07 triliun, nilai ekspor itu,” ungkap Heri Yuwono.

Nilai ekspor tersebut berasal dari produk karantina sektor hewan, ikan, dan tumbuhan yang dikirim ke berbagai negara tujuan.

Heri menyebut keberterimaan produk Bali di pasar global tidak lepas dari pendampingan serta bimbingan teknis yang diberikan kepada calon eksportir.

Ia menegaskan sertifikasi karantina merupakan persyaratan penting dalam kegiatan ekspor dan impor komoditas.

Sepanjang tahun 2025, BBKHIT Bali mencatat telah menerbitkan total 95.819 sertifikasi karantina.

Jumlah tersebut terdiri atas 26.764 sertifikat karantina hewan, 53.471 sertifikat karantina ikan, dan 15.580 sertifikat karantina tumbuhan.

Dari sisi pergerakan komoditas, aktivitas domestik masuk masih menjadi yang paling dominan.

Pergerakan domestik keluar berada pada urutan berikutnya, disusul aktivitas ekspor dan impor.

Heri menyatakan Bali tidak banyak melakukan impor karena berupaya menjaga swasembada pangan.

Dari sektor hewan, komoditas ekspor utama Bali meliputi telur tetas yang banyak dikirim ke kawasan Timur Tengah.

Komoditas hewan lainnya yang turut diekspor antara lain kulit ular, kulit sapi, serta awetan kupu-kupu ke negara seperti Timor Leste dan Prancis.

Dari sektor perikanan, benih bandeng menjadi komoditas dengan jumlah ekspor terbesar.

“Kemudian di sektor ikan, kita dari sisi jumlah memang paling banyak ekspor benih bandeng karena semuanya suka banyak diekspor ke Filipina untuk pemenuhan konsumsi maupun umpan, disusul kerapu, tuna, kerang hias, cumi-cumi, ke Taiwan, China, Singapura, Malaysia,” ujar Heri Yuwono.

Penulis :
Gerry Eka
Editor :
Gerry Eka