Pantau.com - Pasca perhelatan pesta demokrasi terbesar di Indonesia, masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dilakukan oleh pemerintah baik kabinet lama ataupun pemerintah kabinet baru.
Pasalnya, pengamat ekonomi Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka satu hingga dua tahun mendatang diprediksi masih tumbuh terbatas.
"Menurut saya, ekonomi enggak akan tumbuh diatas 5,1 persenlah," ujarnya saat dihubungi Pantau.com, Jumat (19/4/2019).
Baca juga: Waduh! Tak Cuma Sandi, Saham Mahaka Milik Erick Thohir (Juga) Nyungsep
"Ekonomi masih akan tumbuh terbatas, satu sampai dua tahun, bahkan saya presidiksi gak akan naik signifikan," imbuhnya.
Pasalnya, Bhima menilai masih banyak tantangan yang akan terjadi mulai dari faktor global yang akan sangat berpengaruh pada perekonomian Indonesia hingga faktor dalam negeri sepeti capaian ekspor dan investasi.
"Karena ada perlambatan-perlambatan ekonomi global yang terjadi gitu, jadi Ekonomi masih akan tumbuh terbatas," katanya.
Baca juga: Habis Ratusan Miliar di Pilpres, Saham Sandiaga Juga Anjlok 8 Persen
"Dari dalam negeri, berkaitan dengan kinerja ekspor dan investasi dalam jangka pendek ini akan berat meningkatkan kinerja investasi dan ekspor masih butuh waktu," imbuhnya.
Kecuali kata dia, jika ada kebijakan-kebijakan yang yang dapat menggenjot angka ekspor RI dan juga peningkatan jumlah investasi yang luar biasa.
"Kecuali ada kebijakan yang extra ordinary, nah itu yang mungkin harus agak kerja keras, pemerintah sehingga kepercayaan dari pelaku pasar dan dunia usaha bisa positif," pungkasnya.
rn- Penulis :
- Nani Suherni
