Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Melihat Indonesia yang Akan Jadi The Next Macan Asia Tenggara

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Melihat Indonesia yang Akan Jadi The Next Macan Asia Tenggara

Pantau.com - Media sedang dihebohkan dengan adanya statemen dari kontributor Forbes, Elad Natanson yang meramal Indonesia bisa menjadi macan ekonomi baru di Asia Tenggara menyusul Hong Kong, Singapura, Korea Selatan (Korsel), dan Taiwan yang sudah lebih dulu menyandang predikat tersebut.

Yang membuat heboh adalah ramalan itu ditulis Natanson dalam edisi terbaru majalah ekonomi tersebut. Menurutnya, proses transformasi Indonesia menjadi macan ekonomi Asia Tenggara agak berbeda dengan empat negara pendahulunya.

Indonesia bisa berubah wujud jadi macan ekonomi karena industri digital yang tumbuh subur didalamnya. Hal tersebut terbukti dengan munculnya empat perusahaan startup yang berkembang menjadi Unicorn yaitu Tokopedia, Traveloka, Go-Jek, dan Bukalapak.

Baca juga: Wuih... Australia Temukan Cadangan Emas Baru Lewat Jamur

Namun, tentu Elad Natanson juga menjabarkan beberapa indikator Indonesia menunjukan taringnya di dunia digital. Yang pertama adalah penduduk dengan usai produkti, mungkin bahasa kerennya generasi millenials di Indonesia memang sedang booming.

Selanjutnya pengguna internet yang tinggi. Saat ini, ada 150 juta pengguna internet dan 142 juta orang diantaranya menggunakan internet lewat ponsel. Asal tahu saja, survei menunjukkan sebanyak 60 persen penduduk dewasa di Indonesia memiliki ponsel. Hal tersebut lagi-lagi memupuk pertumbuhan industri berbasis digital di negara ini.

Sepertinya tak lengkap jika sudah punya smartphone, internet lancar tanpa aktif di sosial media. Natanson menambahkan, faktor ketiga yang membuat Indonesia bisa menjadi macan baru di Asia Tenggara adalah hobi masyarakatnya yang betah berlama-lama di media sosial.

"Penduduk Indonesia menghabiskan 206 menit sehari di media sosial, dibandingkan dengan rata-rata masyarakat global selama 124 menit. Platform utama seperti Youtube, Whatsapp, dan Facebook digunakan oleh lebih dari 80 persen warga yang online," ujarnya.

Baca juga: Online Shop Booming, Tetapi Banyak Penjual Merugi?

Terlebih lagi, sebanyak 76 persen pengguna internet di Indonesia melakukan transaksi pembelian barang kebutuhannya lewat ponsel. Ini adalah angka transaksi e-Commerce tertinggi di seluruh dunia.

Tak hanya e-Commerce, masyarakat Indonesia juga senang bermain game online, menonton iklan, menikmati layanan musik dan video berlangganan, layanan online travel, serta ride-hailing dan pengantaran makanan menambah besar potensi pertumbuhan pelaku start up di bidang tersebut.

"Dengan didukung oleh jumlah pengguna internet terbesar di kawasan yaitu sebanyak 150 juta pengguna pada 2018, Indonesia mempunyai ekonomi internet terbesar mencapai USD27 miliar pada 2018 dan yang paling cepat tumbuh dengan angka 49 persen CAGR 2015-2018. Dengan ruang yang besar di semua sektor, ekonomi digital bisa tumbuh menjadi USD100 miliar pada 2025, mencakup USD4 dari setiap transaksi sebesar USD10 di kawasan," tulisnya lagi.

Baca juga: Ucapkan Selamat ke Jokowi, Mendag Jepang Belum Bahas Investasi

Secara keseluruhan, ia menilai para pelaku industri digital harus bisa terus berinovasi untuk meningkatkan nilai tambah dari platform bisnis yang dikembangkannya. Namun tentu menjadi macam baru pasti ada hal yang perlu dilewati yakni digitalisasi.

Mengutip laporan salah satu perusahaan modal ventura, Elad Natanson mengatakan bahwa kesempatan berinvestasi di Indonesia sekarang bisa disamakan dengan kondisi di China pada 2008. Dalam 4 tahun terakhir, sudah ada dana sebesar USD6 miliar yang masuk dalam bisnis ekonomi digital Indonesia.

Namun pada setiap peluang yang muncul, Indonesia tetap harus menghadapi tantangan untuk menjadi macan ekonomi yang disegani di Asia Tenggara.

Penulis :
Nani Suherni