Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kenaikan Utang Luar Negeri di Sektor Publik Dalam Tahap Mengkhawatirkan

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Kenaikan Utang Luar Negeri di Sektor Publik Dalam Tahap Mengkhawatirkan

Pantau.com - Bank Indonesia mencatat Utang luar negeri swasta, pemerintah, dan Bank Indonesia (BI) naik 9,5 persen (tahun ke tahun/year on year) menjadi USD356,2 miliar, setara Rp4.773 triliun pada Februari 2018 (1USD=13.400, mengacu kurs atau nilai tukar rupiah dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN).

Komposisi utang tersebut, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD181,4 miliar (setara Rp2.430 triliun) dan utang swasta sebesar USD174,8 miliar atau senilai Rp2.342 triliun.

Baca juga: Duh! Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi Rp4.773 Triliun, Ini Rinciannya..

Ekonom muda Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan pertumbuhan utang ULN sektor publik atau utang pemerintah dan bank sentral dalam tahap mengkhawatirkan.

"Perkembangan ULN meskipun secara keseluruhan tumbuh 9,5 persen dibanding bulan sebelumnya namun kenaikan ULN sektor publik dalam tahap yang mengkhawatirkan. Ketika ULN swasta hanya tumbuh 9,4 persen (yoy), ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) tercatat naik hampir 12 persen," ujarnya kepada Pantau.com, Selasa (17/4/2018).

Ia menambahkan, dibandingkan indikator sektor riil seperti pelemahan konsumsi masyarakat, defisit perdagangan dalam periode Januari-Februari dan proyeksi pertumbuhan PDB di triwulan I 2018 yang hanya berada di 5 persen maka kenaikan ULN sektor publik ini patut dipertanyakan efektivitasnya.

Baca juga: Utang Luar Negeri Tembus Rp4,361 Triliun, Krisis 1998 di Depan Mata

"Utang harusnya berkorelasi dengan naiknya output ekonomi, kenapa utang pemerintah naik signifikan tapi output ke ekonominya tidak sejalan? Sebaiknya pemerintah harus lebih hati-hati lagi dalam mengelola utang," ungkapnya.

Selain itu, jumlah jatuh tempo utang pemerintah yang cukup tinggi ditambah rupiah yang trennya melemah beban pembayaran utang dinilai cukup berat.

"Tahun 2018 total jatuh tempo utang Pemerintah yang berbentuk valas mencapai Rp112,9 triliun terdiri dari SBN valas 28,4 triliun, Sukuk valas 13,5 triliun dan pinjaman luar negeri 71 triliun," katanya.

"Ditengah pelemahan kurs rupiah beban pembayaran utang Pemerintah akan semakin berat kedepannya," ungkapnya.

Penulis :
Widji Ananta

Terpopuler