Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rasio Utang Indonesia Dinilai ADB Terhitung Rendah

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Rasio Utang Indonesia Dinilai ADB Terhitung Rendah
Foto: Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Jiro Tominaga menyampaikan paparan dalam konferensi pers di Kantor ADB, Jakarta, Kamis (12/12/2024). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Pantau - Rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) dinilai relatif rendah. Pemerintah pun diyakini mampu membayar pinjaman yang diberikan ADB ke Indonesia.

Rasio utang terhadap produk domestik brutonya relatif rendah, dan saya tidak punya kekhawatiran khusus dalam hal itu.

Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Jiro Tominaga mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers di Kantor ADB, Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Ia menuturkan tidak ada kekhawatiran terhadap kemampuan Indonesia dalam membayar pinjaman yang diberikan ADB ke Indonesia.

Baca juga: Presiden Prabowo Tarik Utang Rp775 Triliun pada 2025, Ini Rinciannya

“Saya kira kami sangat yakin. Saya tidak melihat adanya kekhawatiran saat ini tentang kemampuan Indonesia untuk membayar utangnya, tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi yang lain,” ujarnya.

Belum lama ini, ADB telah menyetujui untuk memberikan pinjaman senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp7,93 triliun (kurs Rp15.864) untuk Indonesia guna promosi inklusi keuangan.

Promosi inklusi keuangan di Indonesia nantinya akan berfokus pada meningkatkan akses layanan keuangan bagi kelompok rentan, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perempuan, kaum muda, dan penduduk di daerah perdesaan.

Adapun ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 69 anggota, di mana 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.

Baca juga: Utang Pemerintah yang Naik Jadi Rp8.560 Triliun Diklaim Masih Aman

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan utang Indonesia relatif terjaga di tengah ketidakpastian global dan tingginya tensi geopolitik di dunia.

Sri Mulyani menuturkan utang di berbagai negara di negara maju melonjak dari 70 persen menjadi 112 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara di negara-negara berkembang kenaikan jumlah utang pascapandemi dari 47 persen dari PDB awal 2000 sekarang mencapai 71 persen.

Diketahui hingga akhir Juli 2024, rasio utang kembali turun menjadi 38,68 persen yang berarti masih jauh di bawah batas aman yakni 60 persen sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) pada Jumat (15/11) mengatakan rasio utang luar negeri (ULN) Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 31,1 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,2 persen dari total ULN.

Baca juga: Tumbuh 4,1 Persen, BI Klaim Utang Luar Negeri Juli 2024 Tetap Terkendali

Penulis :
Ahmad Munjin