
Pantau.com - Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Endang Kesuma, mengatakan bertanam sayuran dengan hidroponik di pekarangan rumah menjadi satu di antara solusi agar masyarakat tetap aman dari penyebaran wabah COVID-19."Sayur hidroponik pada saat pandemi COVID- 19 ini merupakan salah satu pilihan untuk tidak turun ke pasar tradisional. Bertanam hidroponik juga dapat dilakukan pada lahan lahan pekarangan yang tidak terlalu luas. Pekarangan hijau keluarga sehat," ujarnya di Pontianak, Selasa (19/5/2020).Ia menjelaskan bahwa untuk tanaman hidroponik di Kalbar saat ini sudah berkembang, bahkan sudah banyak produk petani masuk ke pasar moderen.
Baca juga: Ilmuwan: Sistem Hidroponik Bisa Obati Stres Selama COVID-19
"Contoh, Hydro Farm Sepakat sayur hidroponiknya sudah masuk ke supermarket. Ada juga dari komunitas hidroponik Kalbar langsung menjual hasil panennya setiap pagi di depan Kantor Dinas Pertanian dengan berbagai Jenis sayuran daun lainnya," kata dia.Ia menyebutkan dari petani yang bercocok tanam dengan media air tersebut saat ini pihaknya justru kekurangan pasokan sayuran."Malahan pasokan sayur dari petani hidroponik kurang. Kalau menjual selalu habis," tambahnya.Menurutnya, seiiring pola dan kesadaran hidup sehat semakin tinggi, maka sayuran hidroponik yang dikembangkan secara organik permintaannya semakin meningkat.
Baca juga: Dorong Petani Muda, Kementan Gelar Workshop Agribisnis Millennials
"Tren konsumsi bahan sayuran dan lainnya yang organik saat ini semakin meningkat. Nah, kondisi ini menjadi peluang pasar yang luas bagi petani untuk mengembangkan budidaya pertanian dengan organik,"jelas dia.Terkait dorongan pemanfaatan pekarangan termasuk dengan media air, sejumlah bantuan dari pemerintah baik pusat maupun provinsi untuk tahun 2020 hadir. Untuk pekarangan sumber dana dari APBD Provinsi Kalbar berupa bantuan bibit terong, tomato, bahamas, cabai rawit, buncis dan kangkung."Sedangkan dari APBN ada bantuan 120 hektare pengembangan bawang merah seluas 120 hektare, pengembangan cabai seluas 5 hektare dan untuk desa mandiri di Sekadau dan KKU juga masing- masing 2 hektare," tukasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta