Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Akibat COVID-19, 33 Gerai Tutup karena Saham KFC Tak Bergerak

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Akibat COVID-19, 33 Gerai Tutup karena Saham KFC Tak Bergerak

Pantau.com - Harga saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran KFC Indonesia, tak bergerak pada perdagangan hari ini, Kamis (17/12/2020). Dipantau, harga saham FAST tetap di level harga Rp 1.030/saham. Nilai transaksi saham ini tercatat mencapai Rp 16,79 juta, relatif kecil.

Namun jika dihitung dari awal tahun, kinerja saham FAST terkoreksi 19,22 persen. Namun dalam tiga bulan terakhir harga saham FAST terhitung mulai merangkak naik dengan besaran 13,81 persen

Awal pekan ini, pengelola restoran cepat saji KFC telah menutup 33 gerai akibat imbas pandemi COVID-19. KFC selama 9 bulan pertama 2020 tercatat membukukan kerugian sebesar Rp298 miliar.

Baca juga: Asyik, KFC Bakal Punya Menu Ayam Goreng Vegetarian

Manajemen FAST, dalam pengumumannya di laman keterbukaan informasi BEI menyampaikan, ada beberapa pertimbangan penutupan gerai tersebut. Adalah karena gerai KFC berada di transit point seperti bandara atau stasiun, kemudian pemilik area properti di mana gerai KFC berada tutup sementara.

"33 gerai KFC tersebut bukan berarti tutup atau berhenti beroperasi, jika nantinya keadaan sudah membaik dan area properti sudah buka kembali, kami berencana untuk mengoperasikan kembali 33 gerai tersebut," tulis pengumuman tersebut, Selasa 15 Desember 2020 lalu.

Kendati demikian, FAST meyakini, dengan membaiknya perekonomian di tahun depan dengan dimulainya distribusi vaksin, diperkirakan akan membuat penjualan KFC kembali meningkat. Musababnya, tahun ini saja, perseroan memproyeksikan pendapatan perseroan sepanjang tahun 2020 akan turun sebesar 27 persen imbas pandemi COVID-19. Dalam dokumen yang disampaikan manajemen FAST kepada BEI, perseroan menargetkan, tahun ini penjualan mencapai Rp 5,03 triliun dari tahun lalu sebesar Rp 6,7 triliun.

"Pertumbuhan penjualan sebelum COVID-19 di kisaran 12-13 persen dibanding tahun sebelumnya. Setelah masuknya Covid, perseroan akan mengalami penurunan sekitar 27 persen dibanding tahun lalu," tulis dalam dokumen bahan paparan publik tersebut, Jumat 4 Desember 2020.

Merebaknya COVID-19, menyebabkan kinerja keuangan perseroan tertekan. Hal ini, terefleksi dari pembukaan gerai baru yang hanya 10 unit dari rencana sebelum adanya pandemi dengan penambahan 20 sampai dengan 25 gerai baru.

Baca juga: 5 Restoran Cepat Saji Terbaik di Dunia

Sementara itu, di tahun depan perseroan menargetkan akan membuka sebanyak 25 gerai baru dengan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp300 miliar hingga Rp350 miliar. Penjualan ditargetkan tumbuh 38,9 persen atau mencapai Rp7 triliun, level yang sama di tahun 2019.

FYI, sejak awal tahun sampai dengan September 2020, perseroan tercatat membukukan kerugian sebesar Rp298 miliar dari tahun lalu laba Rp175,70 miliar.

Pendapatan sampai dengan 9 bulan ini turun sebesar 28,4 persen menjadi Rp 3,58 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp5,01 triliun. Sementara itu, beban pokok penjualan berhasil ditekan menjadi Rp1,45 triliun dari sebelumnya Rp1,87 triliun.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta