
Pantau - Penny Lane, salah satu sudut ikonik Liverpool, terletak di kawasan Mossley Hill, tepat di persimpangan Church Road dan Smithdown Place. Jalan ini menjadi saksi perjalanan awal Paul McCartney dan John Lennon, dua anggota The Beatles yang kelak mengubah sejarah musik dunia. Di halte bus yang kini tak lagi aktif, McCartney sering bertemu Lennon sebelum mereka menuju Cavern Club, tempat dimulainya kolaborasi legendaris yang melahirkan lagu “Penny Lane.”
Lagu ini menggambarkan suasana sehari-hari di kawasan tersebut, mulai dari kesibukan warga yang naik turun bus hingga kisah-kisah sederhana yang diceritakan oleh tukang cukur setempat. Penny Lane tidak hanya menjadi lokasi geografis, tetapi juga simbol nostalgia akan masa muda dan keterikatan emosional McCartney serta Lennon terhadap lingkungan mereka.
Sejarah Panjang dan Transformasi
Jejak sejarah Penny Lane dapat ditelusuri hingga abad ke-18, ketika jalan ini merupakan area pedesaan. Seiring waktu, kawasan ini berkembang menjadi pusat aktivitas transportasi. Di era modern, Penny Lane berfungsi sebagai terminus untuk rute bus dan trem yang melayani berbagai penjuru Liverpool. Popularitasnya mencapai puncak ketika lagu “Penny Lane” dirilis oleh The Beatles pada Februari 1967.
Baca juga: 'Now and Then’, Lagu Terakhir The Beatles yang Direstorasi dengan AI Masuk Nominasi Grammy 2025
Lirik lagu ini mengabadikan landmark lokal, seperti pos pemadam kebakaran di Mather Avenue dan halte bus yang terkenal sebagai “shelter in the middle of a roundabout.” Tempat-tempat ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas jalan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, privatisasi transportasi umum pada 1970-an mengubah wajah Penny Lane. Halte bus dan depotnya dirombak menjadi kompleks perbelanjaan, mengubah dinamika kawasan.
Pada 1980-an, halte tersebut sempat dialihfungsikan menjadi restoran bernama Sgt. Pepper’s Bistro, mengadopsi nama salah satu album paling terkenal The Beatles. Sayangnya, meskipun sempat direncanakan untuk dihidupkan kembali sebagai restoran pada 2015, halte ini kini dibiarkan kosong. Meski demikian, kawasan ini tetap mempertahankan daya tariknya dengan keberadaan toko makanan organik, kafe, dan bar.
Kontroversi Sejarah dan Upaya Pelestarian
Meski Penny Lane dikenal luas karena lagu The Beatles, sejarahnya tidak lepas dari kontroversi. Nama jalan ini sempat dikaitkan dengan sejarah perbudakan di Liverpool. Pada 2006, muncul usulan untuk mengganti nama Penny Lane sebagai bentuk pengakuan atas masa lalu yang kelam. Namun, berkat dukungan masyarakat dan asosiasi positif dengan lagu tersebut, nama Penny Lane tetap dipertahankan, menjadi bagian dari warisan budaya Liverpool.
Baca juga: Makna di Balik Lagu Terakhir The Beatles “Now and Then”
Popularitas jalan ini juga membawa tantangan unik. Papan nama Penny Lane sering kali menjadi incaran pencurian oleh para wisatawan yang ingin membawa pulang kenang-kenangan. Akibatnya, pada 2007, pemerintah setempat mengganti papan nama dengan versi tahan pencurian dan bahkan mengecat nama jalan langsung di dinding. Salah satu papan nama yang dicuri pada 1976 bahkan baru dikembalikan setelah lebih dari empat dekade.
Eksplorasi Penny Lane
Bagi penggemar The Beatles, Penny Lane menawarkan berbagai cara untuk mengenal lebih dekat jejak sejarah band legendaris ini. Berikut adalah beberapa cara untuk mengeksplorasi Penny Lane:
Private Beatles Taxi Tour
Tur ini memberikan pengalaman mendalam dengan pemandu yang ahli tentang sejarah The Beatles. Pengunjung dapat mengunjungi rumah-rumah masa kecil John Lennon dan Paul McCartney, serta landmark ikonik lainnya, termasuk Penny Lane.
Magical Mystery Tour
Tur yang dioperasikan oleh Cavern Club ini menjadi opsi populer untuk eksplorasi dengan waktu dan biaya yang efisien. Dalam durasi dua jam, tur ini mencakup berbagai lokasi bersejarah, termasuk kunjungan singkat ke Penny Lane.
Baca juga: Keren! Vokal John Lennon Bakal Ada di Lagu Baru The Beatles
Bus Umum Rute 86
Bagi wisatawan dengan anggaran terbatas, bus rute 86 dari Liverpool One adalah pilihan praktis. Meski lebih fleksibel dalam hal waktu, transportasi umum ini tidak mencakup destinasi lain di sekitar Liverpool.
Landmark dan Aktivitas di Penny Lane
Papan Nama Penny Lane
Papan nama ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Meski telah diganti dengan versi tahan pencurian, foto bersama papan nama tetap menjadi aktivitas wajib.
Halte di Tengah Bundaran
Dulu berfungsi sebagai terminal bus yang sibuk, halte ini kini hanya menjadi peninggalan sejarah. Meskipun demikian, lokasinya tetap menarik perhatian para penggemar The Beatles.
Barbershop Penny Lane
Toko cukur ini, yang dulunya dikenal sebagai Bioletti’s, masih aktif hingga sekarang. Meskipun bukan tempat potong rambut McCartney atau Lennon, toko ini tetap menjadi bagian penting dari daya tarik kawasan.
Baca juga: Film 'Yellow Submarine' The Beatles Akan Tayang di YouTube Secara Gratis
Bekas Bank TSB
Bangunan ini dulu dihuni oleh "banker with a motorcar" yang disebut dalam lagu. Meski kini sudah tutup, lokasinya tetap menjadi tempat favorit bagi wisatawan yang menyusuri jejak lagu tersebut.
Penny Lane Fire Station
Pos pemadam kebakaran ini masih berdiri di persimpangan Mather Avenue dan Rose Lane. Meski tidak lagi berfungsi, pintu merah khasnya tetap dilestarikan di lokasi terdekat.
Penny Lane Development Trust
Pusat komunitas ini menjadi salah satu tempat favorit untuk penggemar The Beatles. Di sini, pengunjung dapat menemukan mural bertema The Beatles, toko suvenir, hingga miniatur kapal selam kuning.
Warisan Budaya yang Abadi
Penny Lane adalah simbol nostalgia dan sejarah, tidak hanya bagi The Beatles, tetapi juga bagi Liverpool. Transformasi yang dialami kawasan ini, dari jalan kecil di pinggiran kota menjadi ikon global, mencerminkan perpaduan antara budaya, musik, dan kenangan kolektif. Dengan pesonanya yang abadi, Penny Lane akan terus menarik hati wisatawan dari seluruh dunia, mengingatkan kita akan kekuatan musik dan cerita dalam menyatukan manusia lintas generasi.
Baca juga: Tulisan Tangan Lirik Lagu Duo Beatles Ini Dilelang, Kamu Minat?
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani