
Pantau - Australia dan Papua Nugini secara resmi menandatangani perjanjian pertahanan penting yang dikenal sebagai Perjanjian Pukpuk pada Senin, 6 Oktober 2025, dalam sebuah upacara di Canberra.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape sebagai bentuk komitmen pertahanan bersama kedua negara.
Komitmen Pertahanan Bersama Hadapi Ancaman Regional
Perjanjian Pukpuk menyatakan bahwa kedua negara akan saling membantu apabila salah satu pihak menjadi korban serangan bersenjata.
"Berlandaskan kepercayaan dan rasa hormat strategis yang mendalam dari kedua negara, perjanjian ini memuat kewajiban pertahanan bersama," bunyi pernyataan bersama usai penandatanganan.
Perjanjian ini menegaskan bahwa serangan militer terhadap salah satu pihak akan membahayakan perdamaian dan keamanan kedua negara.
"Kedua negara mengakui bahwa serangan bersenjata terhadap salah satu pihak akan membahayakan perdamaian dan keamanan kedua negara dan menyatakan bahwa mereka akan bertindak bersama untuk menghadapi bahaya bersama," lanjut isi perjanjian.
Penandatanganan ini awalnya direncanakan berlangsung di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, dua pekan sebelumnya, namun akhirnya dilaksanakan di Canberra.
Langkah ini dinilai sebagai respons terhadap meningkatnya pengaruh China di kawasan Pasifik dalam beberapa tahun terakhir.
Rekrutmen Warga Papua Nugini ke Militer Australia Dimulai 2026
Selain komitmen militer bersama, perjanjian ini juga mencantumkan penghormatan terhadap prinsip-prinsip internasional.
Perjanjian tersebut menyebut secara eksplisit pentingnya "kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah tetangga kami."
Salah satu implementasi nyata dari kerja sama ini adalah dimulainya program perekrutan warga Papua Nugini ke Angkatan Pertahanan Australia.
Mulai 1 Januari 2026, warga Papua Nugini yang berstatus penduduk tetap di Australia dan memenuhi syarat akan dapat mendaftar untuk bergabung dengan militer Australia.
Langkah ini dianggap sebagai simbol penguatan hubungan militer dan strategis antara kedua negara di tengah dinamika geopolitik regional yang semakin kompleks.
- Penulis :
- Aditya Yohan