Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Diplomasi Prabowo Membangun Citra Indonesia di Panggung Global

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Diplomasi Prabowo Membangun Citra Indonesia di Panggung Global
Foto: (Sumber: Presiden Prabowo Subianto (kiri) dan Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif (kanan) berbincang-bincang saat keduanya bertemu kediaman resmi perdana menteri Pakistan (PM House) di Islamabad, Pakistan, Selasa (9/12/2025). ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo Subianto..)

Pantau - Artikel membahas bagaimana Presiden Prabowo Subianto menampilkan gaya diplomasi dan komunikasi internasional yang menarik perhatian dunia.

Penegasan Peran Global

Dalam berbagai forum internasional, termasuk Sidang Majelis Umum PBB ke-80 dan KTT Internasional untuk Palestina, Prabowo mulai mendapat pengakuan melalui komunikasi yang lugas, hangat, dan sarat simbol.

Kunjungan kenegaraan ke Pakistan pada 8–9 Desember 2025 dipandang sebagai strategi komunikasi global yang terencana, bukan sekadar seremoni diplomatik.

Presiden sebagai “Chief Communicator”

Prabowo dipandang memahami peran kepala negara sebagai pembentuk shared reality dengan negara mitra.

Pemilihan Pakistan strategis karena posisinya sebagai negara Muslim besar dengan senjata nuklir, letak geopolitiknya, serta citra internasional yang kerap distigmatisasi Barat.

Kehadiran Prabowo tanpa sikap moralistik dianggap menunjukkan suara Indonesia yang independen di kancah global.

Reframing Hubungan RI–Pakistan

Momentum 75 tahun hubungan diplomatik dimanfaatkan untuk menggeser persepsi dari “teman lama yang terlupakan” menjadi “mitra strategis masa depan”.

Penandatanganan beberapa MoU di bidang pertahanan, perdagangan, teknologi informasi, dan perubahan iklim menjadi bukti konkret arah baru hubungan bilateral.

Diplomasi Berbasis Emosi dan Sejarah

Gaya komunikasi Prabowo sederhana namun filosofis, menekankan persaudaraan, pengalaman bersama melawan kolonialisme, dan konsep “takdir bersama bangsa besar”.

Pendekatan ini selaras dengan memori kolektif Pakistan, menciptakan ikatan emosional yang memperkuat hubungan bilateral, bukan hanya formalitas antarnegara.

Penulis :
Aditya Yohan