
Pantau - Universitas Islam Gaza mulai membuka kembali kegiatan akademik secara terbatas setelah sempat lumpuh akibat konflik, menandai awal pemulihan sektor pendidikan di Jalur Gaza yang terdampak parah oleh perang.
Pendidikan Gaza Lumpuh, Ribuan Korban Jiwa di Lingkungan Akademik
Sebelum konflik berkepanjangan, Gaza memiliki 7 universitas dan 11 sekolah tinggi yang menjadi pusat pendidikan tinggi di wilayah tersebut.
Namun, perang menyebabkan kerugian besar, dengan data mencatat sedikitnya 1.111 mahasiswa dan 193 akademisi, termasuk Presiden Universitas Islam Gaza, Sufian Tayeh, menjadi korban jiwa.
Universitas Islam Gaza Prioritaskan Program Praktis
Kini, Universitas Islam Gaza kembali dibuka secara terbatas, khusus bagi mahasiswa tahun pertama pada program-program yang memerlukan pembelajaran praktis secara langsung.
Program-program yang dibuka antara lain:
Kedokteran
Teknik
Sains
Keperawatan
Teknologi Informasi
Hukum
Langkah ini diambil agar pendidikan yang menyentuh sektor layanan vital dan pembangunan kembali masyarakat dapat segera berjalan.
Foto-foto pada 7 Desember 2025 menunjukkan mahasiswa mulai kembali beraktivitas di lingkungan kampus, sebagian bercengkerama dan berjalan di antara gedung-gedung yang sempat terdampak perang.
Awal Pemulihan Pendidikan di Tengah Reruntuhan
Pembukaan kembali ini menjadi titik awal pemulihan pendidikan di Gaza, setelah sebelumnya sistem akademik di wilayah tersebut terhenti total akibat serangan dan kerusakan infrastruktur.
Fokus pada program berbasis praktik mencerminkan prioritas untuk memulihkan layanan publik seperti kesehatan dan teknologi, serta membekali generasi muda dengan keahlian untuk membangun kembali komunitas mereka.
- Penulis :
- Gerry Eka







