
Pantau - Pemerintah China melalui juru bicara Kedutaan Besarnya di Amerika Serikat, Liu Pengyu, menyatakan bahwa Amerika Serikat harus terlebih dahulu mengurangi persenjataan nuklirnya jika serius ingin mendorong upaya denuklirisasi secara global.
Pernyataan ini disampaikan Liu kepada media Rusia RIA Novosti pada Minggu, 14 Desember 2025.
Menurut Liu, pengurangan arsenal nuklir oleh AS merupakan syarat utama untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan perlucutan senjata nuklir secara menyeluruh dan komprehensif.
“Negara dengan persenjataan nuklir terbesar harus dengan setia mematuhi tanggung jawab khusus dan utamanya di bidang perlucutan, mengurangi persenjataan nuklirnya, dan menciptakan kondisi untuk perlucutan senjata nuklir yang lengkap dan komprehensif,” tegasnya.
Tanggapan atas Pernyataan Presiden AS Donald Trump
Pernyataan dari pihak China ini muncul sebagai tanggapan terhadap pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya mengklaim telah menjalin komunikasi dengan Rusia dan China terkait isu denuklirisasi.
Trump menyampaikan pada Jumat, 12 Desember 2025, bahwa baik Moskow maupun Beijing menunjukkan ketertarikan terhadap pengurangan senjata nuklir dalam pembicaraan yang tengah berlangsung.
Namun, Liu menegaskan bahwa China tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata dan akan tetap mempertahankan kebijakan nuklirnya yang bersifat defensif.
Sikap China Terhadap Senjata Nuklir
Liu menjelaskan bahwa strategi nuklir China berfokus pada pertahanan diri, dan negara itu menganut prinsip tidak akan menggunakan senjata nuklir lebih dulu dalam konflik apa pun.
Ia juga menyatakan bahwa China menjaga kekuatan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk menjamin keamanan nasional, dan tetap konsisten menolak keterlibatan dalam kompetisi senjata global.
Menurut Liu, kebijakan nuklir China justru memberikan kontribusi nyata terhadap pemeliharaan perdamaian dan stabilitas global, berbeda dari pendekatan negara-negara lain yang memiliki jumlah senjata nuklir lebih besar.
- Penulis :
- Gerry Eka







