
Pantau - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menegaskan bahwa Malaysia akan bersikap netral dalam perannya sebagai Ketua ASEAN 2025, khususnya dalam upaya mediasi konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
Pernyataan ini disampaikan Anwar pada hari Selasa di Putrajaya, Malaysia, menanggapi persepsi negatif dari sejumlah pihak yang meragukan netralitas Malaysia.
Ia menyebut anggapan tersebut tidak berdasar dan lahir dari ketidaktahuan terhadap fakta serta proses yang sedang berjalan.
"Saya memantau hal ini dengan sangat seksama. Mereka (pihak yang berpandangan Malaysia tidak netral) tidak mengetahui banyak fakta dan informasi. Saya secara konsisten mengambil pendekatan yang sangat penuh kehati-hatian, dengan membahasnya bersama Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet," ungkapnya.
Malaysia Ambil Peran Aktif tapi Tidak Memihak
Sebagai Ketua ASEAN 2025, Malaysia telah mengambil langkah konkret untuk mendorong penyelesaian damai antara Thailand dan Kamboja.
Anwar menjelaskan bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia telah menjalin komunikasi langsung dengan militer dari kedua negara.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Malaysia juga aktif melakukan pendekatan diplomatik guna menciptakan suasana yang kondusif bagi dialog.
"Posisi kami tentu saja adalah membantu memediasi dan memastikan penghentian permusuhan. Keputusan sepenuhnya berada di tangan Thailand dan Kamboja. Kami tidak memutuskan," tegas Anwar.
Ia menekankan bahwa segala tuduhan terhadap Malaysia didasarkan pada prasangka dan kurangnya informasi yang akurat.
Anwar menambahkan bahwa setiap langkah mediasi, termasuk deklarasi Kuala Lumpur, pertemuan perbatasan, hingga pertemuan para menteri luar negeri ASEAN, dilakukan secara transparan dan melibatkan persetujuan penuh dari Thailand dan Kamboja.
- Penulis :
- Gerry Eka







