Pantau Flash
HOME  ⁄  Hiburan

Film 28 Years Later Siap Tayang, Danny Boyle Tegaskan Musuh Utama Bukan Zombie tapi Manusia Sendiri

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Film 28 Years Later Siap Tayang, Danny Boyle Tegaskan Musuh Utama Bukan Zombie tapi Manusia Sendiri
Foto: Aaron Taylor-Johnson (sumber: Robert Pitman/SR)

Pantau - Film 28 Years Later akan segera tayang di bioskop pada 20 Juni mendatang sebagai sekuel dari 28 Days Later dan 28 Weeks Later, dengan kembali menggali tema gelap tentang kemanusiaan di tengah wabah virus Rage.

Musuh Utama Bukan Zombie, Tapi Kemanusiaan Sendiri

Danny Boyle, sutradara film ini, menegaskan bahwa yang menjadi pusat cerita bukan hanya zombie, tetapi sisi gelap manusia itu sendiri.

"Premisnya selalu sejak Cillian dalam film pertama tampak terinfeksi oleh amarahnya di akhir film untuk menyelamatkan para gadis, selalu ada percampuran, yang memperjelas bahwa ini bukan monster. Ini adalah sesuatu yang ada di dalam diri kita semua dan kita semua mampu mengalaminya, dan ini adalah kondisi yang bisa menimpa siapa pun. Ide itu selalu hadir dan kamu bisa melihatnya di sini. Kamu bahkan melihat Isla, yang tampaknya karakter paling tidak mungkin untuk menunjukkannya. Dia memilikinya dalam dirinya pada saat itu. Ini selalu sesuatu yang dimiliki bersama oleh kita semua, dan itu adalah salah satu hal yang membuatnya tetap hidup, saya pikir membuat dinamika tetap hidup daripada hanya tentang monster atau makhluk dari luar angkasa atau mayat hidup yang dihidupkan kembali atau sesuatu yang berada di antara kita dan muncul dalam berbagai cara," ungkapnya.

Boyle menjelaskan bahwa karakter Isla, yang diperankan oleh Jodie Comer, adalah contoh nyata dari bagaimana amarah tersembunyi bisa muncul pada siapa pun, bahkan dari seseorang yang terlihat paling tenang.

Ia juga menyebutkan bahwa konsep ini sudah ada sejak film pertama, saat karakter Jim yang diperankan oleh Cillian Murphy menunjukkan sisi amarahnya dalam upaya menyelamatkan diri dan orang lain.

Kembali ke Akar Tematik dan Ancaman Baru

Film ini mempertahankan benang merah dari dua film sebelumnya, dengan memperlihatkan bahwa amarah yang menggerakkan para zombie sebenarnya mencerminkan sifat alami manusia.

Boyle menggarisbawahi bahwa fokus cerita tidak hanya pada makhluk terinfeksi, tapi juga pada konflik dan dinamika antarmanusia yang bertahan hidup di dunia pasca-apokaliptik.

Trailer resmi film menampilkan konflik antar komunitas manusia yang terisolasi di wilayah terinfeksi Inggris, serta ketegangan dengan dunia luar yang tidak mengetahui kebenaran di balik wabah Rage.

Situs promosi film bahkan menyertakan elemen in-universe berupa dokumen yang menunjukkan bahwa pemerintah menyembunyikan informasi tentang wabah ini dari publik.

Zombie dalam film ini tetap hadir sebagai ancaman besar, dengan tampilan baru yang lebih berbahaya dari sebelumnya, namun konflik utama tetap berada pada pertentangan moral dan sosial di antara manusia.

Boyle menegaskan bahwa hanya menampilkan pertempuran melawan zombie akan membuat film terasa generik, sehingga aspek psikologis dan sosial dipilih sebagai inti narasi.

Penulis :
Shila Glorya