Pantau Flash
HOME  ⁄  Hiburan

Panggung Maestro VIII Hadirkan Seniman Tradisi dari Aceh hingga Madura, Wujud Komitmen Pelestarian Budaya

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Panggung Maestro VIII Hadirkan Seniman Tradisi dari Aceh hingga Madura, Wujud Komitmen Pelestarian Budaya
Foto: Panggung Maestro VIII Hadirkan Seniman Tradisi dari Aceh hingga Madura, Wujud Komitmen Pelestarian Budaya(Sumber: ANTARA/Sinta Ambar)

Pantau - Kementerian Kebudayaan menggelar Panggung Maestro VIII sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pelestarian budaya nasional, berlangsung pada 11–12 Juli 2025 di Museum Nasional Indonesia.

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud konkret dari upaya pemerintah dalam memberdayakan para maestro seni tradisi di seluruh Indonesia.

"Ini juga termasuk komitmen dari Kementerian Kebudayaan, untuk terus menjaga dan melestarikan dan terus mengaktifkan para maestro-maestro di seluruh Indonesia," ungkapnya.

Menampilkan Maestro dari Aceh, Kalimantan Timur, dan Madura

Panggung Maestro dikhususkan bagi seniman tradisi yang telah mendedikasikan hidupnya untuk merawat dan melestarikan kebudayaan bangsa.

"Ini adalah komitmen bahwa tiap tahun selalu terkurasi maestro-maestro yang sudah sepuh, yang sudah mendedikasikan hidup mereka untuk merawat dan melestarikan dan terus memanfaatkan dari ekspresi-ekspresi budaya mereka," ujar Giring.

Gelaran tahun ini menampilkan maestro seni tradisi dari Aceh, Kalimantan Timur, dan Madura yang tampil secara langsung di hadapan publik.

Dari Aceh, tampil sastrawan L.K Ara, pelaku seni tradisi Didong seperti M. Din, Mahlil, dan Sukri, serta penari Guel Mustafa Rasyid dan Radensyah.

Kalimantan Timur diwakili oleh penampil Tari Gong (Urai Ajang), Tari Hudoq (Frans Jiu Luay), pentas Sape (Anyeq Lian), dan Gambus Tangkilan (Juwita).

Seniman Madura turut berkontribusi melalui Wayang Topeng oleh dalang Efran dan pertunjukan Karawitan oleh Gina’e.

Mendorong Apresiasi Budaya Nasional

Panggung Maestro VIII terselenggara atas kerja sama dengan Yayasan Bali Purnati dan diharapkan dapat meningkatkan kepedulian serta apresiasi masyarakat terhadap kekayaan seni dan budaya Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan