
Pantau - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) harus digunakan sebagai alat untuk memperkuat peran manusia, bukan menggantikannya, dalam menghadapi perubahan besar yang tidak terelakkan.
Tantangan dan Peluang AI, Manusia Harus Siap Beradaptasi
Dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat, 24 Oktober 2025, Stella menyampaikan bahwa revolusi AI membawa dampak besar terhadap berbagai sektor, termasuk pendidikan dan dunia kerja.
"AI bisa menjadi ancaman, tapi juga bisa menjadi alat kemajuan. Semuanya tergantung pada bagaimana kita menggunakannya," ungkapnya.
Ia mencatat bahwa banyak perguruan tinggi saat ini tergesa-gesa membuka program studi berbasis teknologi agar terlihat relevan, padahal bidang seperti ilmu komputer justru menjadi salah satu yang paling terdampak oleh disrupsi AI.
Menurut Stella, ini bukanlah kabar buruk, melainkan peringatan bahwa dunia telah berubah dan manusia harus ikut berubah.
"Yang harus kita siapkan bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, empati, kreativitas, serta pengambilan keputusan moral. Itulah yang tidak bisa digantikan oleh AI," tegasnya.
AI Bisa Ciptakan Kesenjangan atau Pemerataan, Tergantung Kita
Stella menyoroti dua sisi AI yang saling bertolak belakang:
- Dapat menurunkan keamanan, namun juga bisa memperkuat sistem pertahanan
- Bisa menciptakan kesenjangan, tapi juga membantu pemerataan akses dan kesempatan
- Dapat menyebarkan hoaks, namun juga berfungsi untuk memverifikasi informasi
"Kita tidak boleh diam. Jika kita hanya menonton perubahan tanpa bertindak, dampak buruknya akan datang lebih cepat. Namun, jika kita bertindak sekarang, manfaatnya akan terasa dalam jangka panjang," ujarnya.
Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan masyarakat—untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta dan pengarahnya.
"Pertanyaannya bukan lagi bagaimana Indonesia berguna untuk AI, tetapi bagaimana AI berguna untuk Indonesia," tutup Stella.
- Penulis :
- Aditya Yohan









