
Pantau - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Brazil sangat penting untuk mendorong perdagangan serta investasi kedua negara, khususnya sebagai bagian dari kolaborasi negara-negara selatan dunia.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan hal tersebut dalam Indonesia - Brazil Business Forum yang berlangsung di Jakarta pada Kamis, 23 Oktober 2025.
"Intinya Indonesia sekarang butuh alternatif untuk berdagang dan berinvestasi baik keluar maupun ke dalam negeri. Kenapa? Kita mesti berpikir bahwa kolaborasi dengan selatan-selatan misalnya dalam BRICS ini yakni kemarin dengan Afrika Selatan dan sekarang dengan Brazil, ini sangat penting," ungkapnya.
Nota Kesepahaman Kadin dan ApexBrasil
Dalam forum tersebut, Kadin Indonesia menandatangani nota kesepahaman dengan ApexBrasil, lembaga pemerintah Brazil yang fokus mempromosikan investasi, usaha, dan perdagangan.
"Tujuannya untuk meningkatkan promosi, meningkatkan akselerasi investasi dan juga perdagangan, tanpa juga melupakan aspek daripada keberlanjutan, inklusivitas dan juga inovasi," ia menambahkan.
Anindya menjelaskan bahwa Brazil merupakan mitra strategis karena memiliki ketahanan pangan dan energi secara bersamaan, menjadikannya negara yang menarik untuk kerja sama jangka panjang.
Saat ini, total penduduk Indonesia dan Brazil jika digabung mencapai sekitar setengah miliar orang, namun volume perdagangan keduanya baru menyentuh angka 6 miliar dolar AS.
Potensi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Anindya memperkirakan volume perdagangan Indonesia dan Brazil bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang.
"Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva mengatakan kita tidak boleh berhenti berjuang untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, yang tujuannya untuk jumlah masyarakat yang begitu banyak, karena kalau kita bisa berdagang lebih tentunya tenaga kerja bisa lebih banyak terserap dan juga lebih banyak pengusaha-pengusaha baru yang bisa tumbuh," ujarnya mengutip pernyataan Presiden Brazil.
Dari total perdagangan 6 miliar dolar AS tersebut, sebesar 4,5 miliar dolar AS merupakan impor Indonesia atas komoditas Brazil seperti kedelai, gula, dan daging.
Sementara itu, Indonesia mengekspor berbagai komoditas ke Brazil, seperti kelapa sawit, garmen, alas kaki, serta komponen otomotif.
"Intinya bagaimana dunia usaha bisa terus menjamin bahwa kelangsungan dari usaha itu baik Sehingga Indonesia bisa mencapai pertumbuhan 5,5 persen dan perlahan naik lagi," jelas Anindya.
Ia juga menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat menyerap tenaga kerja, dan hal ini memerlukan dukungan dari sektor perdagangan dan investasi yang kuat.
"Saya mengapresiasi tentunya kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Brazil Lula yang memberikan peran kepada dunia usaha untuk bisa berpartisipasi dalam acara hubungan diplomasi Indonesia-Brazil ini," tutupnya.
- Penulis :
- Leon Weldrick