
Pantau - Aktris Lindsay Lohan mengungkapkan bahwa ia pernah merasa terjebak oleh citra bintang cilik yang melekat sejak kecil dalam industri perfilman Hollywood.
Pemeran Meggie Payton dalam Herbie: Fully Loaded ini menyampaikan keterbukaannya soal tantangan karier dalam wawancara bersama The Times UK, sebagaimana dilansir dari Deadline.
"Ya, benar (sepertinya saya dikucilkan). Karena, Anda mengenal saya sebagai... ini, tetapi Anda juga tahu saya bisa melakukan itu (berperan sebagai karakter di film A Prairie Home Companion)", ungkapnya.
Trauma Akibat Paparazi dan Keputusan Vakum dari Dunia Film
Lohan juga membagikan pengalaman pahitnya di usia produktif, terutama akibat tekanan dari paparazi yang membuatnya mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD).
"Saya tidak pernah ingin keluarga saya mengalami dikejar oleh paparazi seperti saya. Itu adalah momen mengerikan yang saya alami dalam hidup saya... Saya menderita PTSD secara ekstrem akibat itu", katanya.
Akibat tekanan tersebut, ia sempat memutuskan untuk mengambil jeda karier pada tahun 2000-an demi fokus pada kehidupan pribadi dan memulihkan diri.
Ia mengaku kehilangan rasa gembira dalam membuat film dan merasa perlu memutus siklus tekanan yang membelenggu kariernya.
"Jadi biarkan saya! Beri saya kesempatan. Jika Martin Scorsese mengulurkan tangan, saya tidak akan mengatakan tidak", ujar Lohan.
Comeback Lewat Serial Count My Lies, Jadi Aktris dan Produser
Kini, Lindsay Lohan kembali menunjukkan antusiasmenya di dunia akting dengan bergabung dalam serial Hulu bergenre thriller berjudul Count My Lies.
Dalam proyek tersebut, ia tidak hanya berperan sebagai pemeran utama, tetapi juga sebagai produser eksekutif.
Serial ini mengisahkan seorang pengasuh licik yang menyusup ke sebuah rumah yang menyimpan banyak rahasia, dan digarap oleh mantan produser eksekutif This Is Us, Isaac Aptaker dan Elizabeth Berger.
Lohan menyebut keterlibatannya dalam proyek ini sebagai bagian dari keinginannya yang telah lama terpendam.
Menurutnya, ia sangat mendambakan peran dalam narasi yang kuat seperti All About Eve atau Breakfast at Tiffany's.
"Tidak banyak yang seperti itu... saya mendambakan untuk melakukan pekerjaan seperti itu", ujarnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan