Pantau Flash
HOME  ⁄  Hukum

Densus 88 Berhasil Ringkus 40 Teroris Afiliasi JAD yang Potensi Gagalkan Pemilu

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Densus 88 Berhasil Ringkus 40 Teroris Afiliasi JAD yang Potensi Gagalkan Pemilu
Foto: Konpers Densus 88 Polri

Pantau - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil meringkus 40 tersangka terorisme yang berpotensi menggagalkan pelaksanaan Pemilu 2024. 40 tersangka terorisme itu merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di sejumlah wilayah yang ditangkap pada tanggal 27 dan 28 Oktober lalu.

"Terdiri atas 23 orang ditangkap di wilayah Jawa Barat, kemudian 11 di wilayah DKI Jakarta, dan 6 di Sulawesi Tengah," kata juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2023).

Jaringan kelompok JAD itu diketahui dipimpin seorang berinisial AU. Para teroris ini, kata Aswin, telah berbaiat kepada ISIS.

Lebih lanjut, Aswin menjelaskan para tersangka menganggap demokrasi melanggar aturan JAD. Sehingga muncul niat dari para tersangka diduga hendak melakukan sejumlah aksi untuk mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024.

"Bagi mereka, pemilu adalah rangkaian demokrasi, di mana demokrasi itu adalah maksiat, demokrasi ini adalah sesuatu yang melanggar hukum bagi mereka," ujar Aswin.

Aswin mengatakan kelompok tersebut diduga hendak melakukan serangan terhadap aparat keamanan yang bertugas selama proses pemilu. Dia menyebut hal itu merupakan bagian dari rencana besar para tersangka teroris, yakni menggagalkan pemilu.

"Mereka berencana melakukan serangan terhadap aparat-aparat keamanan yang menjadi fokus pengamanan dalam rangkaian kegiatan pemilu tersebut," kata dia.

"Ada rencana penyerangan tersebut terutama ke fasilitas pengamanan polisi. Masih ada kaitan dengan aksi atau tujuan besar untuk menggagalkan pesta demokrasi atau rangkaian pemilu," lanjutnya.

Aswin mengatakan Polri berkomitmen mengawal dan mengamankan Pemilu 2024. Densus 88, kata dia, terus memantau ancaman teror yang ada.

"Densus bisa memastikan bahwa tidak ada perubahan eskalasi ancaman yang harus kita khawatirkan. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah tindakan preemtif dan preventif," tuturnya.

Penulis :
Ahmad Ryansyah