
Pantau - Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa menggagalkan penyelundupan senjata dan logistik yang akan dipasok ke Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua, Wilayah Nduga, Papua Pegunungan. Dua pucuk senjata laras panjang M4 dan AR 15 berhasil disita.
"Ini adalah senjata yang sangat berbahaya karena termasuk senjata serbu generasi baru, yang akan digunakan oleh KST untuk membuat kekacauan di Kenyam, Nduga," kata Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (19/11/2023).
Nyoman menjelaskan, senjata api berbahaya itu disita dari sebuah bangunan di sekitar Kamp Bandara Batas Batu. Senjata tersebut diduga bakal didgunakan oleh kelompok ini untuk melukai masyarakat.
"Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, KST banyak membunuh masyarakat baik masyarakat asli maupun masyarakat pendatang yang tidak berdosa," ujarnya.
Menurut dia, terungkapnya kasus ini bermula dari laporan tentang rencana aksi KST yang akan menyerang aparat keamanan maupun masyarakat. Selanjutnya, petugas langsung menyisir lokasi Kamp Batas Batu yang diduga merupakan jalur pelintasan KST Papua.
"Dari Informasi itu, Letkol Inf Subandi selaku Dansatgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa bersama personelnya melaksanakan penyisiran di daerah Kamp Batas Batu yang diduga sebagai tempat pelintasan KST Papua," ucapnya.
Saat melaksanakan penyisiran di dua sasaran itu, Tim Satgas Yonif 411/Pendawa Kostrad melihat orang yang dicurigai berlari ke arah hutan dan meninggalkan barang-barang yang diduga akan diselundupkan. Setelah diperiksa, dalam bangunan terdapat beberapa karung yang berisi senjata hingga makanan.
"(Rinciannya) 2 pucuk senapan laras panjang jenis M4 Carbine dan AR 15 Carbine dengan, 2 buah magasin 5,56 mm, 1 buah senapan angin, 1 buah parang, 2 buah bendera bintang kejora, 1 buah minyak WD, 3 busur panah, 2 buah anak panah, solar sell 3 buah, beras 4 karung 25 kg, rokok lampion 1 slop, gula 5 kg, kopi 5 kg, mie sedap 5 karton, minyak goreng 5 kg, minyak tanah 10 liter, 3 buah panci dan penyedap rasa," papar Nyoman.
Dia menyatakan dua pucuk senjata yang telah diamankan anggotanya merupakan alat yang digunakan KST Papua untuk meneror masyarakat. Dia juga menduga bahwa senjata itu akan dipakai untuk menyerang aparat keamanan pada 1 Desember mendatang.
Nyoman menduga, senjata api milik KST Papua itu diselundupkan dari perbatasan dengan menggunakan jalur perairan dilanjutkan jalur darat masuk ke wilayah Kenyam. Jika senjata-senjata itu tidak direbut, maka tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan korban-korban berikutnya, baik masyarakat atau aparat keamanan.
"Mohon doa segenap masyarakat agar semua prajurit yang bertugas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tetap selalu berpedoman menjunjung tinggi hak asasi manusia," imbuhnya.
- Penulis :
- Yohanes Abimanyu
- Editor :
- Yohanes Abimanyu