Pantau Flash
HOME  ⁄  Hukum

Krimonolog Bilang Ibu Bunuh Anak di Bekasi Membalikkan Stereotip Ekonomi

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Krimonolog Bilang Ibu Bunuh Anak di Bekasi Membalikkan Stereotip Ekonomi
Foto: Krimonolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala.

Pantau - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyoroti tersangka ibu bunuh anak di Bekasi berinisial SNF tinggal di permukiman elite. Dia menganalisis SNF merupakan warga golongan kelas atas lantaran tinggal di perumahan elite tersebut.

"Saya mau tekankan soal ini ya, kan juga disebutkan bahwa yang bersangkutan tinggal di atau merupakan warga di perumahan yang katanya elit, artinya berasal dari kelas menengah atas, kan dijelaskan suaminya sedang bekerja di kota lain, bisa dikatakan suaminya penghasilannya oke sehingga istrinya tidak usah ikut," kata Adrianus Meliala kepada wartawan, dikutip Sabtu (9/3/2024).

"Jadi kasus ini memang menjelaskan bahwa ternyata gangguan jiwa yang berat juga diidap oleh kelas menengah atas," sambungnya.

Adrianus mengaku gangguan jiwa bisa juga terji di masyarakat kelas menengah atas. Adrianus bilang, gangguan jiwa akut bisa mengakibatkan seseorang melakukan tindak pidana.

Disebutkannya, kasus pembunuhan di Bekasi tersebut seakan membalikkan stereotip ekonomi, yang mana selama ini diinterpretasikan kelas ekonomi bawah identik dengan kriminalitas. Ditambahkannya, sementara kelas ekonomi atas cenderung lebih berbudaya serta sehat jiwa-raganya.

"Tidak hanya itu, gangguan jiwa menjadi gangguan yang menghasilkan tindak pidana, seperti pembunuhan. Kenapa saya mengatakan begitu, karena kalau ini ada kecenderungan ada semacam tudingan bahwa hanya orang miskin yang ekonominya yang lemah, yang mampu mengalami gangguan jiwa, orang kaya semuanya sehat dan tidak mungkin melakukan perilaku yang melanggar hukum," jelasnya.

"Nah makanya kasus ini menampilkan sebaliknya bahwa orang yang kaya pun ternyata tidak seperti yang kita bayangkan juga ada yang rentan juga dalam rangka menjadi penderita gangguan jiwa," lanjutnya.

Penghuni rumah, kata Adrianus, jika mempunyai persoalan kejiwaan yang tidak segera ditangani bakal berujung tindakan yang mengerikan. Adrianus bahkan menyebut SNF bisa menikam anaknya hingga 20 kali lantaran tak ada seorang pun di sekitarnya untuk menghentikan aksi kejamnya.

"Ketika tindak pidana tidak ada yang nahan, tidak ada yang melihat dan mengatakan 'setop', makanya itu kenapa bisa terjadi 20 tusukan, itu kan pasti 2-3menit, andai saja itu terjadi di kampung pasti sudah dihentikan, sudah ditangkap si ibu," ujarnya.

"Dengan kata lain, di balik tembok-tembok orang kaya itu juga ada bom waktu, kalau ternyata penghuni yang bermasalah dalam kejiwaan maka kemudian meledak berakhir sesuatu tindakan yang mengerikan mungkin itu," imbuhnya.

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino