Pantau – Pihak berwenang di Iran telah menangkap dua wanita di sebuah toko di kota Shandiz setelah seorang pria terlihat melemparkan yogurt ke arah mereka Kamis (30/3/2023).
Pengadilan Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor medianya, Mizan News Agency, bahwa kedua wanita itu ditangkap atas tuduhan "melakukan tindakan terlarang" dengan tidak mengenakan jilbab.
Pejabat Iran juga mengkritik "perlakuan tidak biasa" pria itu terhadap para wanita, menangkapnya dan menuntutnya dengan "penghinaan praktis dan gangguan ketertiban."
"Perintah yudisial yang diperlukan dikeluarkan dalam hal ini dan orang-orang ini ditangkap," bunyi pernyataan itu.
Kantor Berita Mizan juga merilis gambar yang diambil dari rekaman pengawas CCTV di toko tersebut, di mana salah satu wanita terlihat tidak bercadar dengan rambutnya ditutupi yogurt. Wanita lain yang terlihat dalam gambar berkerudung.
"Kesucian dan jilbab adalah kebutuhan agama. Jilbab adalah kekebalan, untuk individu dan masyarakat," kata Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah pernyataan di Twitter dari pemerintah Iran.
“Kita dihadapkan pada kewajiban hukum, kepatuhan terhadap hukum disepakati oleh semua. Hari ini, masalah hijab adalah masalah hukum dan semua anggota masyarakat kita harus berkomitmen pada masalah kesucian dan hijab, seperti yang selama ini mereka lakukan. berkomitmen selama ini," imbuhnya.
Berita itu muncul ketika warga Iran di seluruh negara Muslim terus memprotes pemerintah garis keras negara itu setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun.
Amini meninggal dalam tahanan polisi moral negara setelah dia ditangkap karena tidak mengenakan jilbabnya dengan benar, memicu protes luas yang oleh beberapa orang disebut sebagai "revolusi".
Pengadilan Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor medianya, Mizan News Agency, bahwa kedua wanita itu ditangkap atas tuduhan "melakukan tindakan terlarang" dengan tidak mengenakan jilbab.
Pejabat Iran juga mengkritik "perlakuan tidak biasa" pria itu terhadap para wanita, menangkapnya dan menuntutnya dengan "penghinaan praktis dan gangguan ketertiban."
"Perintah yudisial yang diperlukan dikeluarkan dalam hal ini dan orang-orang ini ditangkap," bunyi pernyataan itu.
Kantor Berita Mizan juga merilis gambar yang diambil dari rekaman pengawas CCTV di toko tersebut, di mana salah satu wanita terlihat tidak bercadar dengan rambutnya ditutupi yogurt. Wanita lain yang terlihat dalam gambar berkerudung.
"Kesucian dan jilbab adalah kebutuhan agama. Jilbab adalah kekebalan, untuk individu dan masyarakat," kata Presiden Ebrahim Raisi dalam sebuah pernyataan di Twitter dari pemerintah Iran.
“Kita dihadapkan pada kewajiban hukum, kepatuhan terhadap hukum disepakati oleh semua. Hari ini, masalah hijab adalah masalah hukum dan semua anggota masyarakat kita harus berkomitmen pada masalah kesucian dan hijab, seperti yang selama ini mereka lakukan. berkomitmen selama ini," imbuhnya.
Berita itu muncul ketika warga Iran di seluruh negara Muslim terus memprotes pemerintah garis keras negara itu setelah kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun.
Amini meninggal dalam tahanan polisi moral negara setelah dia ditangkap karena tidak mengenakan jilbabnya dengan benar, memicu protes luas yang oleh beberapa orang disebut sebagai "revolusi".
- Penulis :
- M Abdan Muflih
