Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ramai-ramai Dubes di PBB Kecam Serangan Israel, Salahkan AS Pasok Senjata

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Ramai-ramai Dubes di PBB Kecam Serangan Israel, Salahkan AS Pasok Senjata
Foto: Rapat Dewan Keamanan PBB. (Anadolu)

Pantau - Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan militer Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza yang menewaskan sedikitnya 100 warga Palestina. Rusia dan Cina juga mengkritik AS karena memasok senjata ke Israel.

"Ketika mendorong Resolusi Dewan Keamanan 2735, AS mengklaim bahwa Israel telah menerima kesepakatan gencatan senjata, namun kenyataannya justru sebaliknya," ujar Wakil Tetap China untuk PBB Fu Cong kepada Dewan Keamanan PBB dalam sesi darurat terkait Palestina pada Selasa (13/8/2024) yang diminta oleh Aljazair.

Dengan mnyebut tidak ada "tanda-tanda yang kredibel dari komitmen Israel terhadap gencatan senjata", Cong mengungkapkan, "apa yang kita lihat adalah operasi militer yang terus meluas dan korban sipil yang terus meningkat".

Duta Besar (Dubes) China itu mencatat bahwa AS adalah "pemasok senjata terbesar" ke Israel dan memiliki pengaruh yang cukup besar atas negara tersebut.

Baca juga: Dubes Palestina Desak PBB Hukum Israel atas Serangan Maut di Gaza

"Kami berharap AS akan mengambil tindakan yang tulus dan bertanggung jawab untuk mendesak Israel mengakhiri operasi militernya di Gaza sesegera mungkin dan menghentikan pembantaian warga sipil," tambahnya.

Mengingat bahwa "nyawa warga sipil tidak boleh diremehkan", Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Israel belum lama ini terhadap sekolah Al-Tabeen di Gaza timur, serta sederet laporan tentang kekerasan seksual oleh tentara Israel terhadap para tahanan Palestina.

Dubes Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy menuturkan, negaranya "sangat terkejut" dengan serangan terhadap sekolah tersebut dan menyatakan "belasungkawa tulus Rusia kepada keluarga korban yang meninggal, dan kami berharap mereka yang terluka segera pulih". Polyanskiy juga menyalahkan AS atas jatuhnya korban sipil di Gaza.

"Mengharapkan rekan-rekan Barat, terutama Amerika, yang bersekongkol dengan Israel untuk mengekspresikan belas kasihan kepada warga Palestina adalah sia-sia," katanya.

Baca juga: PBB Prediksi 63 Persen Bangunan di Gaza Hancur

Dubes Rusia itu menyatakan kecaman terhadap serangan Israel yang terus berlanjut "tidak akan berhasil" dan "masalahnya jauh lebih dalam." Dia menyalahkan eskalasi krisis di Timur Tengah pada negara-negara Barat yang "membekingi" Israel.

"Lebih dari 14 anggota Dewan Keamanan disandera oleh AS, yang memblokir setiap tindakan menuju gencatan senjata," tambah Polyanskiy.

Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, bertanya kepada para anggota: "Berapa lama lagi pertemuan Dewan Keamanan yang tidak efektif, sia-sia, dan tanpa harapan akan berlangsung?"

Dia menekankan bahwa Dewan Keamanan "memiliki tanggung jawab hukum dan moral yang utama untuk bertindak dan bertindak tegas untuk memenuhi mandatnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional".

Dengan mengatakan bahwa Dewan Keaanan PBB telah "terus-menerus ditipu dan diabaikan" selama lebih dari 300 hari sementara rakyat Gaza "menjadi sasaran hukuman kolektif", Bendjama menuturkan, pembantaian di sekolah tersebut "tidak akan mungkin terjadi tanpa bantuan keuangan dan militer yang diberikan secara cuma-cuma kepada agresor Israel".

Dia meminta Dewan Keamanan PBB untuk "memikul tanggung jawabnya dan menghormati komitmennya" dan menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban "melalui semua cara yang sah, termasuk sanksi".

Baca juga: PBB Kutuk Pembunuhan Haniyeh, AS-Inggris Salahkan Iran

Sementara itu, Dubes Tetap Inggris untuk PBB, James Kariuki, mengaku "terkejut dengan serangan militer Israel terhadap sekolah Al-Tabeen tempat warga sipil Palestina berlindung".

Selain menyerukan kepada Israel untuk "mematuhi kewajibannya di bawah hukum humaniter internasional untuk melindungi warga sipil", Kariuki juga mengungkapkan kengeriannya atas laporan-laporan tentang "kekerasan dan pelecehan seksual yang diderita oleh para sandera di Gaza dan para tahanan Palestina di tahanan Israel, banyak di antaranya adalah anak-anak".

“Kami juga mendengar retorika yang sama sekali tidak dapat diterima dari para menteri Israel terkait perlakuan buruk terhadap para tahanan dan kelaparan warga sipil di Gaza. Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk mencabut dan mengutuk pernyataan-pernyataan tersebut,” bebernya.

Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas banyak jumlah korban tewas akibat genosida di sekolah itu, namun menegaskan kembali dukungan AS terhadap “hak Israel untuk mengejar Hamas”.

“Israel memiliki hak untuk menanggapi ancaman. Namun bagaimana cara mereka melakukannya adalah hal yang penting,” ujarnya, seraya menyerukan kepada Israel untuk ‘mengambil langkah-langkah untuk meminimalisir korban sipil’.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino