
Pantau - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell menyebut Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar, sebagai penghalang tercapainya gencatan senjata dan pembebasan sandera secara tak bersyarat.
“Yahya Sinwar adalah seorang teroris yang masuk daftar hitam Uni Eropa, bertanggung jawab atas serangan brutal pada 7 Oktober 2023,” tulis Borrell di akun X-nya, dikutip Pantau.com, Jumat (18/10/2024).
Borrell juga menyerukan diakhirinya kekerasan, pembebasan para sandera, dan penghentian penderitaan warga Palestina.
Laporan terbaru mengungkapkan, pasukan Israel mengeksekusi Sinwar di Gaza selatan dalam sebuah operasi pada Rabu (16/10/2024). Namun, pihak Hamas belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim tersebut.
Sebelumnya diberitakan, pada Kamis (17/10/2024), militer Israel mengklaim telah membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar dalam operasi militer di Gaza.
Baca juga: UNRWA Bantah Laporan Israel Soal Staf Tewas bersama Yahya Sinwar
Juru bicara militer Avichay Adraee mengonfirmasi “tewasnya” Sinwar dalam pernyataan di akun X-nya, meski pihak militer mengakui bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan sandera di area tempat Sinwar diklaim terbunuh.
Sinwar diangkat sebagai pemimpin politik Hamas pada Agustus 2024, menggantikan Ismail Haniyeh, yang tewas di Teheran setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran pada 31 Juli 2024.
Israel melanjutkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 42.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas, dan lebih dari 99.100 orang terluka menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina.
Serangan ini juga mengakibatkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, menyusul blokade yang memicu krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan. Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza. (Al Jazeera/Anadolu)
Baca juga:
- Penulis :
- Khalied Malvino