
Pantau - Pekerja asal China yang terlibat dalam pembangunan pabrik milik produsen kendaraan listrik BYD di Brasil dilaporkan menjadi korban perdagangan manusia, menurut otoritas ketenagakerjaan Brasil, Kamis (26/12/2024). Kasus ini memicu kontroversi di pasar luar negeri terbesar BYD.
Melansir Reuters, Jumat (27/12/2024), BYD, bersama kontraktornya Jinjiang Group, telah sepakat untuk menampung 163 pekerja tersebut di hotel sementara menunggu kesepakatan pemutusan kontrak. Informasi ini disampaikan Kejaksaan Ketenagakerjaan Brasil setelah pertemuan dengan perwakilan kedua perusahaan.
Namun, pernyataan singkat itu tak memerinci bagaimana otoritas mencapai kesimpulan mengenai dugaan perdagangan manusia tersebut.
Hingga berita ini dimuat, BYD dan Jinjiang belum memberikan tanggapan resmi. Sebelumnya, Jinjiang membantah penilaian otoritas Brasil yang menyebut pekerja tersebut berada dalam kondisi "mirip perbudakan". Dalam unggahan di media sosial yang dibagikan juru bicara BYD, Jinjiang menyebut anggapan ini dipicu kesalahpahaman dalam penerjemahan.
Di sisi lain, BYD sempat mengumumkan telah memutus hubungan dengan Jinjiang. Namun, seorang eksekutif BYD lalu menuduh adanya "kekuatan asing" dan media China tertentu yang sengaja mencemarkan nama baik merek China serta merusak hubungan antara China dan Brasil.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menekankan, kedutaan besarnya di Brasil sedang berkomunikasi dengan pemerintah Brasil untuk memverifikasi dan menyelesaikan situasi tersebut.
Baca juga:
- Brazil Selamatkan 163 Pekerja China dari Kondisi Mirip Perbudakan di Proyek BYD
- Desak Ekspor Mobil Listrik, Airlangga Ancam Cabut Status KEK untuk BYD
Jaksa Brasil dijadwalkan kembali bertemu dengan perwakilan perusahaan pada 7 Januari 2025 untuk membahas solusi damai. Namun, meski ada kesepakatan, penyelidikan oleh inspektur tenaga kerja dan jaksa federal tetap bisa berlanjut, termasuk kemungkinan tindakan hukum pidana.
Pabrik ini dirancang untuk memproduksi 150.000 mobil per tahun dan menjadi bagian dari rencana produksi BYD di Brasil mulai awal 2025. Brasil adalah pasar luar negeri terbesar BYD, dengan hampir 20 persen mobil yang dijual di luar China pada 11 bulan pertama 2024.
Dengan total investasi sekitar 620 juta USD (setara RpRp10,07 triliun) di kompleks pabrik Bahia, proyek ini mencerminkan semakin kuatnya pengaruh China di Brasil. Namun, laporan dugaan pelanggaran di Bahia berpotensi menjadi hambatan dalam hubungan kedua negara.
Brasil selama ini mengharapkan lebih banyak investasi dari China. Namun, model investasi China yang sering membawa pekerja dari negaranya sendiri menghadirkan tantangan dalam penciptaan lapangan kerja lokal—-isu yang menjadi prioritas Presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Kasus ini juga menarik perhatian dunia pada saat BYD sedang agresif berekspansi secara global. BYD, yang mendominasi pasar kendaraan listrik di China dengan pangsa lebih dari 30 persen, juga sedang membangun pabrik di negara lain seperti Hongaria, Meksiko, Thailand, Uzbekistan, dan Brasil untuk melayani pasar internasionalnya.
Dengan sederet langkah besar ini, BYD kini berada di ambang menyalip Ford dan Honda dalam penjualan global di tahun 2024.
- Penulis :
- Khalied Malvino