Pantau Flash
HOME  ⁄  Otomotif

Desak Ekspor Mobil Listrik, Airlangga Ancam Cabut Status KEK untuk BYD

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Desak Ekspor Mobil Listrik, Airlangga Ancam Cabut Status KEK untuk BYD
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengunjungi Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang (1/12/2024). (Kemenko Perekonomian)

Pantau - Perusahaan otomotif asal China BYD didesak memproduksi kendaraan listrik untuk memenuhi permintaan pasar ekspor alias tidak hanya fokus pada pasar domestik di Tanah Air.

Desakan itu datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto. Jika tidak, Menko Airlangga bahkan mengancam menghapus status Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK untuk jenama berbasis di Shenzhen itu.

Jadi buat pabrik atau tidak? Jangan hanya untuk dalam negeri, tapi juga harus ekspor. Kalau tidak ekspor, status special economic zones (KEK) untuk BYD akan saya cabut nih.

Demikian ujar Airlangga dengan nada mengancam di hadapan General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang.

Ancaman Monko Airlangga itu meluncur saat kunjungan ke pameran otomotif hari terakhir gelaran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE, BSD, Tangerang, Banten, Minggu (1/12/2024).

Baca juga: Jadi Rival Alphard Cs, Harga MPV Mewah Denza D9 Besutan BYD Dibanderol Lebih Murah

Menko Airlangga berkeliling ke beberapa booth peserta, termasuk BYD. Ia ditemani pengusaha Jusuf Hamka, Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto, dan Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsjah.

Di booth BYD, Airlangga langsung disambut oleh Liu Xueliang dan juga Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao. Bertemu dua orang penting di jajaran manajeman BYD, Airlangga langsung menanyakan perihal kelanjutan pembangunan pabrik merek asal Chian ini di Indonesia.

Status KEK untuk BYD

Pernyataan dari Airlangga itu merujuk kepada status KEK yang diberikan kepada BYD, di Kawasan Industri Subang Metropolitan, Jawa Barat.

Diketahui, BYD telah menyatakan komitmennya untuk menginvestasikan hingga Rp11,7 triliun untuk pendirian fasilitas pabrik perakitan mobil listrik di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai salah satu basis produksinya.

Baca juga: BYD Optimis Tanpa Berikan Diskon, Ini Strategi Mereka di Pasar Indonesia

Komitmen itu lantas ditangkap oleh Pemerintah, dalam hal ini Menko Perekonomian dan Kementerian Perindustrian dengan memberikan insentif pembebasan tarif bea masuk dan PPnBM untuk mobil-mobil yang diimpor BYD sampai akhir 2025.

Itu tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2023, yang kemudian direvisi menjadi Peraturan Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2024.

Adapun fasilitas manufaktur dari BYD, disebut memiliki kapasitas 150.000 unit per tahun. Perusahaan menargetkan aktivitas produksi perdana dimulai dua tahun ke depan sejak resmi berjualan atau secepat-cepatnya di akhir 2025.

Pembangunan Pabrik BYD Sesuai Jadwal

Liu lantas menanggapi pernyataan sang menteri dengan mengatakan, pembangunan pabrik BYD di Indonesia sudah berjalan sesuai jadwal. "Akhir tahun depan, pabrik akan selesai. Jadi bisa langsung segera beroperasi di Indonesia," jawab Liu.

Baca juga: Ini Tanggapan BYD soal PPN Naik Jadi 12 Persen

Sebelumnya, Head of Marketing, PR & Government PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan saat berbincang di Shenzhen, China baru-baru ini menyatakan, pihaknya tengah membangun pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat.

Pembangunan pabrik tersebut direncanakan rampung pada akhr 2025.

"Pabrik di Subang bisa mulai beroperasi di awal 2026. Akhir tahun 2025 pembangunan pabrik kami sudah selesai dan mulai 2026 semua model BYD yang dijual di Indonesia sudah diproduksi lokal," ucapnya.

Baca juga: Persaingan Ketat, BYD Percaya Diri Kuasai Pasar EV Indonesia

Pabrik dalam Tahap Konstruksi

Saat ini pembangunan pabrik BYD masih dalam tahap konstruksi. Pembangunan pabrik ini merupakan bagian dari komitmen BYD berinvestasi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah memberikan batas importasi ke BYD hingga akhir 2025. Luther memastikan, mulai awal 2026 semua model mobil listrik BYD termasuk sub-brand premiumnya, Denza tidak lagi diimpor tapi akan diproduksi lokal di Indonesia. 

Hingga November 2024, BYD telah meluncurkan 4 model mobil listriknya di Tanah Air, yaitu BYD Seal, BYD Atto 3, BYD Dolphin, dan BYD M6. 

BYD juga berencana mendatangkan mobil listrik premium Denza ke Indonesia mulai kuartal pertama 2025. Model pertama yang akan dijual dikabarkan adalah Denza D9.

Baca juga: 10 Mobil Listrik Paling Populer di Indonesia Oktober 2024: Dominasi BYD Berlanjut

Penulis :
Ahmad Munjin