
Pantau - Longsor di tambang emas tradisional di Mali menewaskan sejumlah penambang perempuan, menurut pernyataan Kantor Gubernur Wilayah Koulikoro pada Kamis (30/1/2025).
Baca juga: Tiga Penambang Diduga Tewas Akibat Banjir di India
Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi nasional Mali, Gubernur Koulikoro, Kolonel Lamine Kapory Sanogo, mengungkapkan para penambang perempuan sedang menggali emas ketika bendungan di sekitar lokasi runtuh.
"Para perempuan (penambang) berada dalam jumlah besar di area penggalian untuk mencari emas, tetapi bendungan di sekitarnya jebol, air bercampur lumpur masuk, dan menelan mereka," ujarnya.
Longsor ini terjadi pada Rabu (29/1/2025) di tambang emas rakyat di Mali selatan. Pemerintah belum mengungkap jumlah pasti korban tewas dalam insiden tersebut.
Kecelakaan di tambang emas bukanlah hal baru di Mali sebagai salah satu dari tiga negara penghasil emas terbesar di Afrika. Januari 2024, sebuah tambang emas tak berizin runtuh di dekat ibu kota Bamako, menewaskan lebih dari 70 orang.
Baca juga: Serangan di Tambang Pakistan Tewaskan 20 Penambang, 7 Terluka
Dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran bahwa keuntungan dari pertambangan ilegal di Mali utara dapat dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis yang beroperasi di wilayah tersebut.
Namun, lokasi longsor terbaru ini berada jauh di selatan, lebih dekat ke Bamako. Menurut Administrasi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (AS), emas menjadi komoditas ekspor terbesar Mali, mencakup lebih dari 80 persen total ekspor negara itu pada 2021.
Lebih dari 2 juta orang, atau sekitar 10 persen dari populasi Mali, bergantung pada sektor pertambangan untuk mata pencaharian.
Tambang emas tradisional di Mali diperkirakan menghasilkan sekitar 30 ton emas per tahun, atau sekitar 6 persen dari total produksi emas tahunan negara tersebut.
Sumber: The Associated Press
- Penulis :
- Khalied Malvino