
Pantau - Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan via telepon pada Senin (24/2/2025), membahas perkembangan terbaru terkait upaya penyelesaian konflik di Ukraina.
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China yang diterima di Beijing, disebutkan bahwa Putin memberi pembaruan kepada Xi terkait perundingan antara Rusia dan Amerika Serikat yang baru saja digelar di Riyadh, Arab Saudi, pada 18 Februari lalu.
"Presiden Putin memberikan informasi terkini tentang interaksi terbaru antara Rusia dan Amerika Serikat serta posisi Rusia dalam menyelesaikan krisis Ukraina," demikian pernyataan tersebut.
Putin menegaskan bahwa Rusia tetap berkomitmen mencari solusi atas akar penyebab konflik serta mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan.
Dukungan China terhadap Penyelesaian Politik
Presiden Xi menyampaikan bahwa sejak awal krisis Ukraina, China telah konsisten menyerukan solusi politik yang adil.
"China dan Brasil, bersama negara-negara 'Global South' lainnya, telah membentuk kelompok 'Sahabat Perdamaian' untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan penyelesaian politik atas krisis ini," kata Xi.
Baca Juga:
Ukraina Tegaskan Tak Ada Negosiasi Damai Tanpa Keterlibatan Mereka
Xi menekankan bahwa hubungan China-Rusia tetap kokoh dan tidak dipengaruhi oleh tekanan eksternal.
"China dan Rusia adalah tetangga baik dan sahabat sejati. Hubungan bilateral kami memiliki kekuatan pendorong internal yang kuat dan nilai strategis yang unik," tegas Xi.
Rusia-China Perkuat Kemitraan Strategis
Putin dalam kesempatan yang sama menyatakan bahwa Rusia sangat menghargai kemitraannya dengan China.
"Rusia berharap untuk terus memperdalam komunikasi tingkat tinggi dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang dengan China. Kemitraan ini bukanlah langkah sementara, melainkan pilihan strategis jangka panjang," ujar Putin.
Ia menambahkan bahwa hubungan erat antara kedua negara mencerminkan stabilitas dalam geopolitik global.
Dinamika Perundingan Damai Ukraina
Pembicaraan damai di Riyadh yang melibatkan delegasi AS dan Rusia menghasilkan kesepakatan untuk membentuk mekanisme konsultasi bersama dalam meredakan ketegangan bilateral.
Selain itu, perundingan tersebut juga bertujuan untuk mempercepat penyelesaian konflik Ukraina dengan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
Namun, langkah AS dalam bernegosiasi langsung dengan Rusia tanpa keterlibatan Eropa memicu reaksi dari negara-negara Eropa. Prancis segera menggelar pertemuan darurat di Istana Elysee untuk membahas langkah lanjutan, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menegaskan bahwa pasukan AS tidak akan terlibat dalam jaminan keamanan apa pun di Ukraina, dan menyarankan agar negara-negara Eropa yang bertanggung jawab atas pengiriman pasukan penjaga perdamaian.
Ke depan, komunikasi lebih lanjut antara para pemimpin dunia akan terus berlanjut guna memastikan proses perundingan tetap berjalan sesuai jalur yang telah disepakati.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah