Pantau - Kepala Badan Intelijen Mossad Israel, David Barnea mengungkapkan agennya berhasil mengirimkan pengiriman pertama sebanyak 500 perangkat pager ke Lebanon, lalu meledak dan menimbulkan banyak korban, beberapa pekan sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Baca juga:
Netanyahu Beri Trump Pager Emas, Simbol Keberhasilan Pukul Hizbullah
Serangan Hamas memicu perang lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel, yang berlanjut dengan invasi dan pemboman masif oleh Israel. Gencatan senjata diberlakukan pada November 2024.
Pada September 2024, Israel mengatur serangkaian ledakan yang melibatkan perangkat komunikasi nirkabel, termasuk pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok Hizbullah, yang mengakibatkan setidaknya 51 orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka.
“Operasi ini mencerminkan penetrasi intelijen dan pemahaman mendalam tentang musuh, keunggulan teknologi, serta kemampuan operasional tingkat tinggi,” ungkap David Barnea dalam sebuah acara di Institut Studi Strategis Nasional Israel (INSS) di Herzliya.
Baca juga:
Ledakan Pager Hizbullah Tewaskan Beberapa Warga di Lebanon
“Melaksanakan kedua operasi [meledakkan pager dan walkie-talkie] di awal perang tak akan memberikan dampak yang kuat di medan perang seperti yang kami capai pada saat pelaksanaannya,” tambahnya.
Barnea mengklaim saat operasi pager dilaksanakan, jumlah pager yang meledak 10 kali lebih banyak dibandingkan yang tersedia di awal perang, dan 2 kali lebih banyak walkie-talkie yang meledak.
Ia menjelaskan, operasi walkie-talkie dirancang sekitar satu dekade lalu, dan ide untuk operasi pager muncul setelah menyadari walkie-talkie mungkin tak efektif dalam semua skenario pertempuran.
Pada 17 September 2024, ribuan pager, yang sebagian besar digunakan oleh Hizbullah untuk komunikasi, meledak secara bersamaan di seluruh Lebanon. Sehari setelahnya, ribuan walkie-talkie Icom yang digunakan oleh kelompok tersebut juga meledak pada waktu yang bersamaan. ANADOLU
- Penulis :
- Khalied Malvino
