
Pantau - Kampanye resmi pemilihan presiden Korea Selatan dimulai pada Senin, menyusul penggulingan Presiden Yoon Suk Yeol oleh Mahkamah Konstitusi akibat penerapan darurat militer pada Desember lalu.
Pemilihan dijadwalkan berlangsung pada 3 Juni 2025 untuk memilih pengganti Yoon, dan situasi politik kini diwarnai persaingan ketat serta dinamika hukum yang belum mereda.
Lee Jae Myung dari Partai Demokrat, yang juga menjadi calon presiden untuk ketiga kalinya, dianggap sebagai kandidat terkuat dalam pemilu kali ini.
Ia mengusung janji kampanye berupa penguatan ekonomi, peningkatan kesejahteraan sosial, dan pemulihan persatuan nasional.
Persaingan Ketat, Persoalan Hukum Bayangi Kandidat Favorit
Lee Jae Myung menghadapi ancaman hukum serius setelah Mahkamah Agung membatalkan vonis bebasnya dalam kasus pernyataan palsu tahun 2021 dan mengembalikannya ke Pengadilan Tinggi Seoul.
Meskipun sidang ditunda hingga setelah pemilu agar ia dapat berpartisipasi, jika dinyatakan bersalah, Lee bisa kehilangan kursi parlemen dan dilarang mencalonkan diri selama 10 tahun.
Lawan utamanya, Kim Moon Soo dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa, dicalonkan setelah perselisihan internal partai dengan mantan Perdana Menteri Han Duck Soo.
Upaya pimpinan partai untuk mengganti Kim dengan Han gagal setelah mosi penolakan, dan Han akhirnya mundur dari pencalonan.
Kim Moon Soo berjanji menciptakan lapangan kerja, memulihkan kepercayaan publik, serta menjalin kerja sama dengan partai konservatif lainnya.
Namun, kerja sama tampaknya sulit terwujud karena Lee Jun Seok dari Partai Reformasi Baru memilih menjauh dari Kim.
Lee Jun Seok sendiri pernah menjadi tokoh kunci dalam kemenangan Yoon Suk Yeol pada pilpres 2022.
Lee Jae Myung Unggul dalam Survei Terbaru
Jajak pendapat Gallup Korea yang dirilis awal Mei menunjukkan bahwa Lee Jae Myung memimpin dengan dukungan 47 persen, disusul Kim Moon Soo 33 persen, dan Lee Jun Seok 9 persen.
Dengan sisa waktu kampanye yang semakin singkat, dinamika hukum dan pergeseran aliansi politik diperkirakan akan memengaruhi arah dukungan publik menjelang pemungutan suara.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Gian Barani