Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Negara-Negara ASEAN Kompak Dukung Sentralitas dan Diplomasi Kawasan

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Negara-Negara ASEAN Kompak Dukung Sentralitas dan Diplomasi Kawasan
Foto: Direktur Jenderal Kerja sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI Sidharto R. Suryodipuro dalam arahan pers di Jakarta (sumber: ANTARA/Cindy Frishanti)

Pantau - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa negara-negara ASEAN sepakat bahwa sentralitas ASEAN menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global, termasuk dalam merespons kebijakan internasional seperti tarif dagang dari Amerika Serikat.

Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kemlu RI, Sidharto R. Suryodipuro menyatakan, "Semua anggota ASEAN juga mendukung upaya diplomasi ASEAN yang semakin besar."

Dalam menghadapi kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump, ASEAN memilih jalur diplomasi dibandingkan aksi balasan.

Langkah ini diwujudkan melalui dialog dengan AS lewat mekanisme seperti Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).

Sidharto menegaskan bahwa tugas bersama negara anggota adalah memfasilitasi berbagai proses diplomatik dengan ASEAN sebagai pusatnya.

Ia juga menekankan pentingnya memperkuat ASEAN dalam menangani isu-isu kawasan, termasuk krisis di Myanmar.

KTT ASEAN 2025 Bahas Krisis Myanmar hingga Laut China Selatan

Salah satu agenda utama KTT ASEAN 2025 adalah mendengarkan arahan dari Utusan Khusus Ketua ASEAN terkait penyelesaian konflik Myanmar.

"Karena masalah Myanmar ini juga kalau dibiarkan berlarut-larut, … dampaknya yaitu kejahatan transnasional yang semakin meningkat," ujar Sidharto.

Terkait Konsensus Lima Poin (5PC), Sidharto menyatakan bahwa belum ada usulan resmi untuk mengubahnya, serta menegaskan bahwa 5PC merupakan proses, bukan tujuan.

Isi 5PC meliputi penghentian kekerasan, pengiriman bantuan kemanusiaan, dialog inklusif, penunjukan utusan khusus untuk Myanmar, serta keterlibatan langsung utusan dengan semua pihak terkait.

"Indonesia sendiri, walaupun bukan ketua, bukan anggota Troika, juga terus melakukan upaya diplomasi lainnya dengan Myanmar," tambahnya.

Selain itu, pejabat senior ASEAN juga telah melakukan pertemuan dengan China pada Februari lalu di Jakarta terkait penyusunan Kode Etik (Code of Conduct/CoC) di Laut China Selatan.

Target penyelesaian CoC ditetapkan pada tahun 2026, dengan rencana tiga pertemuan pejabat senior dan lima kali negosiasi di tingkat Joint Working Group.

CoC bertujuan menciptakan kerangka kerja damai untuk mengatasi tumpang tindih klaim teritorial antara China dan negara-negara ASEAN seperti Filipina dan Vietnam.

KTT ASEAN 2025 akan diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 23-27 Mei 2025.

Agenda penting lainnya adalah KTT ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) kedua dan KTT ASEAN-GCC-China pertama pada 26-27 Mei 2025.

GCC merupakan organisasi regional yang dibentuk oleh enam negara Arab di Teluk Persia pada tahun 1981 untuk mempromosikan kerja sama dan menjaga stabilitas kawasan.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Tria Dianti

Terpopuler