
Pantau - Pemerintah Iran secara tegas menolak klaim Amerika Serikat yang menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai bentuk pembelaan diri kolektif.
Penolakan tersebut disampaikan melalui surat resmi Misi Iran untuk PBB yang dirilis pada Senin, 30 Juni 2025.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyatakan: "Saya ingin dengan tegas menolak dan mengutuk keras pembenaran yang tidak berdasar dan cacat hukum, serta tuduhan tidak berdasar, yang disampaikan oleh Perwakilan Amerika Serikat dalam suratnya tertanggal 27 Juni 2025", tulisnya dalam surat tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa "Klaim Amerika Serikat tentang pembelaan diri kolektif untuk membenarkan tindakan agresinya tidak berdasar secara hukum."
Iran Desak PBB Kutuk Aksi Militer AS
Dalam surat yang sama, Misi Iran menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengambil tindakan tegas terhadap Amerika Serikat.
Iran meminta agar PBB mengutuk penggunaan kekuatan secara ilegal oleh AS dalam konflik yang memanas di kawasan Timur Tengah.
Konflik bermula saat Israel melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Iran pada malam 13 Juni 2025, dengan tuduhan bahwa Iran tengah mengembangkan program nuklir militer rahasia.
Target serangan Israel mencakup fasilitas nuklir, jenderal militer, fisikawan nuklir, dan pangkalan udara di Iran.
Iran membantah tuduhan tersebut dan meluncurkan serangan balasan.
Amerika Serikat kemudian ikut menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni.
Sebagai respons, Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS Al Udeid di Qatar pada 23 Juni.
Mantan Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan balasan Iran diharapkan dapat "melepaskan ketegangan" dan membuka peluang menuju perdamaian di Timur Tengah.
- Penulis :
- Aditya Yohan