
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan perubahan kebijakan luar negeri AS terhadap Afrika dari pendekatan bantuan menjadi pendekatan perdagangan dalam pertemuan dengan para pemimpin lima negara Afrika di Gedung Putih pada Rabu, 9 Juli 2025.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh pemimpin dari Gabon, Guinea-Bissau, Liberia, Mauritania, dan Senegal.
"Kami beralih dari bantuan menjadi perdagangan," ujar Trump dalam pernyataannya kepada media.
Ia menekankan bahwa kebijakan baru ini akan lebih efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan hubungan antara AS dan Afrika.
"Dalam jangka panjang, hal ini akan jauh lebih efektif dan berkelanjutan serta bermanfaat dibandingkan hal lain yang dapat kita lakukan bersama," tambahnya.
Fokus pada Peluang Ekonomi dan Akses Sumber Daya
Trump menyampaikan bahwa Amerika Serikat melihat potensi besar dalam kerja sama ekonomi dengan negara-negara Afrika.
Ia menyatakan bahwa Washington sedang membangun peluang ekonomi baru yang melibatkan banyak negara di kawasan tersebut.
"Potensi ekonomi yang besar di Afrika" menjadi alasan utama AS mulai beralih dari skema bantuan ke bentuk kerja sama perdagangan yang lebih aktif.
Dalam pertemuan tersebut, Trump juga mengindikasikan bahwa kelima negara Afrika yang hadir kemungkinan akan dikecualikan dari kebijakan tarif resiprokal yang rencananya mulai diberlakukan oleh pemerintah AS pada Agustus 2025.
Agenda Tersembunyi: Akses Mineral Penting Afrika
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung selama tiga hari itu menurut sejumlah laporan media juga membahas agenda strategis AS untuk memperluas akses terhadap mineral penting dan sumber daya alam lainnya yang dimiliki negara-negara Afrika.
Langkah ini dipandang sebagai bagian dari strategi ekonomi dan geopolitik AS dalam mengamankan pasokan bahan baku kritis di tengah persaingan global.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf