HOME  ⁄  Internasional

Kuil Surga di Beijing: Simbol Kosmologi Tiongkok yang Kini Jadi Taman Budaya

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kuil Surga di Beijing: Simbol Kosmologi Tiongkok yang Kini Jadi Taman Budaya
Foto: (Sumber: Ribuan pelancong memenuhi pelataran dan tangga Qiniandian, yang merupakan jantung dari kuil yang ada di kompleks Kuil Surga pada Rabu (9/7) di Beijing, China. ANTARA/Maria Rosari.)

Pantau - Temple of Heaven atau Kuil Surga di Beijing bukan hanya menjadi peninggalan sejarah megah dari peradaban Tiongkok kuno, tetapi juga telah berkembang menjadi ruang publik yang hidup sebagai taman budaya di tengah ibu kota China.

Mahakarya Arsitektur dan Jejak Spiritualitas Kekaisaran

Kuil Surga terletak di pusat kota Beijing dan merupakan salah satu kompleks kuil paling ikonik di dunia.

Awalnya dibangun pada tahun 1406 oleh Kaisar Yongle dari Dinasti Ming, kompleks ini awalnya bernama Kuil Langit dan Bumi, dan digunakan untuk menyembah Dewa Langit serta Dewa Bumi.

Namun, pada masa pemerintahan Kaisar Jiajing (1522–1566), fungsi ritus dipisahkan.

Kuil ini kemudian dikhususkan hanya untuk penyembahan Dewa Langit dan berganti nama menjadi Kuil Langit, sementara Kuil Bumi (Ditan) dibangun di sisi utara kota Beijing.

Puncak renovasi besar terjadi pada awal abad ke-18 di bawah Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing.

Ia memperluas altar dan memperhalus simbol-simbol arsitektural untuk memperkuat makna kosmologis bangunan.

Selama masa kekaisaran, hanya kaisar dan para pejabat tinggi yang diizinkan masuk ke kompleks ini, karena kaisar dianggap sebagai wakil pilihan Dewa Langit di bumi.

Dari Tempat Ritual Sakral ke Ruang Publik Modern

Kuil Surga menempati area seluas 2,73 kilometer persegi—lebih luas dibandingkan Kota Terlarang yang hanya kurang dari 1 kilometer persegi.

Meskipun tidak semegah istana secara fisik, kuil ini memancarkan aura keagungan melalui filosofi dan makna spiritual yang terkandung dalam desainnya.

Di dalam kompleks ini terdapat ribuan pohon cemara tua yang menciptakan suasana teduh dan damai, menjadi favorit warga lokal untuk berolahraga atau sekadar berjalan santai.

Salah satu fitur unik adalah gerbang kecil dengan tiga pintu masuk: pintu tengah untuk Dewa Langit, kanan untuk para menteri, dan kiri untuk sang kaisar—menunjukkan tatanan sakral hierarki kekaisaran.

Di dalam kawasan juga terdapat Seven Stars Stone, batu kuno yang diyakini merupakan pecahan meteor dan diletakkan pada masa Kaisar Jiajing.

Batu tersebut melambangkan tujuh puncak Gunung Taishan yang dianggap suci dalam kepercayaan Tiongkok kuno.

Setelah kejatuhan kekaisaran pada 1918, Kuil Langit dibuka untuk umum dan dikenal hingga kini sebagai Temple of Heaven atau Kuil Surga, menjadi simbol budaya sekaligus ruang publik yang mewadahi kehidupan spiritual dan sosial warga Beijing.

Penulis :
Ahmad Yusuf

Terpopuler