Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Produksi Jagung di Lebak Tembus 2.308 Ton, Perkuat Ketahanan Pangan dan Tingkatkan Pendapatan Petani

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Produksi Jagung di Lebak Tembus 2.308 Ton, Perkuat Ketahanan Pangan dan Tingkatkan Pendapatan Petani
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Panen jagung di Kabupaten Lebak, Banten, mampu memenuhi ketersediaan pangan masyarakat dan peningkatan ekonomi. ANTARA/HO-Distan Lebak)

Pantau - Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Banten, periode Januari hingga Agustus 2025 mencapai 2.308 ton dari luas panen 750 hektare, sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Dukungan Pemerintah dan Kepolisian

"Kita produksi jagung Januari sampai Agustus 2025 menembus 2.308 ton dengan luas panen 750 hektare," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak, Deni Iskandar.

Ia menjelaskan, penanaman jagung terus dioptimalkan di lahan darat untuk mendukung program swasembada pangan sebagai Astacita Presiden Prabowo Subianto.

Gerakan penanaman juga dipelopori pihak Kepolisian dengan melibatkan Gapoktan, Poktan, serta petani mandiri.

Lokasi pengembangan tersebar di berbagai kecamatan seperti Gunung Kencana, Maja, Curugbitung, Rangkasbitung, Kalanganyar, Banjarsari, Cileles, Cijaku, Sajira, Cipanas, Leuwidamar, Panggarangan, Bayah, Cibeber, Cimarga, hingga Cilograng.

Kabupaten Lebak kini menjadi sentra penghasil jagung hibrida yang mampu memenuhi ketersediaan pangan sekaligus mendukung ekonomi warga.

" Kami menargetkan produksi jagung tahun ini sekitar 20 ribu ton karena tahun lalu 18 ribu ton," ujar Deni.

Manfaat Ekonomi untuk Petani

Sebagian besar petani menanam varietas hibrida karena produksinya diserap pasar lokal untuk kebutuhan pangan alternatif, camilan UMKM, hingga perusahaan peternakan unggas.

Ketua Gapoktan Desa Sangiang, Lesmana Kusuma, menyebut pihaknya memanen jagung di lahan perhutanan sosial seluas 6 hektare dengan melibatkan tujuh kelompok tani.

Penanaman itu dipelopori Kepolisian dengan bantuan benih varietas hibrida NK dan pupuk.

"Hasil produksi dipasok ke perusahaan peternak unggas di Balaraja, Tangerang, serta UMKM dengan harga Rp5.000 per kilogram pipilan," jelas Lesmana.

Dengan produktivitas rata-rata 4 ton per hektare dan harga Rp5.000 per kg, petani bisa memperoleh pendapatan Rp20 juta per hektare.

"Pendapatan sebesar itu tentu cukup menguntungkan bagi petani," katanya.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti