
Pantau - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu malam (20 Agustus 2025) memerintahkan militer Israel untuk segera menduduki Kota Gaza, sekaligus mengabaikan usulan gencatan senjata yang diajukan para perunding dua hari sebelumnya.
Operasi Gideon’s Chariots 2 Diluncurkan
Dalam unggahan di platform X, kantor Netanyahu menyebut bahwa sebelum perintah dikeluarkan, ia telah menginstruksikan agar “jadwal merebut benteng” Hamas dan mengalahkan kelompok perlawanan Palestina itu “dipercepat.”
Pada hari yang sama, militer Israel mengirimkan surat panggilan kepada 60.000 tentara cadangan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyetujui rencana pendudukan Kota Gaza dalam Operasi Gideon’s Chariots 2, yang merupakan lanjutan dari operasi sebelumnya. Operasi pertama gagal mencapai tujuan utama, yaitu menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera.
Militer Israel mengklaim telah menguasai 75 persen wilayah Gaza.
Harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Kabinet Keamanan Israel akan menggelar rapat pada Kamis untuk menyetujui rencana pendudukan penuh Kota Gaza.
Channel 14 melaporkan bahwa pasukan Israel mulai bergerak di pinggiran Kota Gaza, termasuk kawasan Zeitoun, serta melancarkan operasi di Jabalia, Gaza utara, sejak Selasa malam sebagai persiapan serangan besar.
Divisi ke-98 akan kembali dikerahkan, sehingga total lima divisi akan terlibat dalam operasi ini.
Pendudukan Gaza Jadi Alat Tekan Hamas
Menurut laporan media Israel, Netanyahu menilai pendudukan Kota Gaza dapat menjadi alat tekan terhadap Hamas agar menerima kesepakatan komprehensif sesuai syarat Israel, yakni pelucutan senjata, pengasingan para pemimpin, dan pengucilan Hamas dari pemerintahan masa depan Palestina.
Meski menolak usulan parsial yang telah disetujui Hamas, Netanyahu belum sepenuhnya menutup pintu perundingan.
Para mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat masih berusaha menengahi usulan gencatan senjata baru yang diterima Israel pada Senin lalu.
Usulan tersebut mencakup gencatan senjata 60 hari, pertukaran tahanan, penempatan ulang pasukan Israel di Gaza, serta peningkatan bantuan kemanusiaan.
Namun, Israel belum memberikan respons resmi lebih dari 48 jam setelah menerima usulan tersebut.
Netanyahu menegaskan kembali bahwa “kebijakan Israel tidak berubah; Israel menuntut pembebasan 50 sandera semuanya.”
Korban Sipil Gaza Terus Bertambah
Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, lebih dari 62.100 warga Palestina di Jalur Gaza telah tewas akibat serangan militer Israel.
Serangan tersebut tidak hanya menghancurkan infrastruktur Gaza, tetapi juga menimbulkan bencana kelaparan berkepanjangan.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas operasi militernya di Gaza.
- Penulis :
- Aditya Yohan