Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Singapura Sebut Hubungan dengan Malaysia Hadapi Penurunan, Ini Alasannya

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Singapura Sebut Hubungan dengan Malaysia Hadapi Penurunan, Ini Alasannya

Pantau.com - Hubungan Singapura dengan Malaysia dapat menurun akibat serangkaian sengketa udara dan kelautan, kata Menteri Luar Negeri, Senin (14 Januari 2019).

Menlu Singapura berharap kedua negara akan dapat menyelesaikannya dengan damai. Perselisihan ini merupakan perkembangan terbaru atas perseteruan berkepanjangan di Selat Singapura, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Vivian Balakrishnan mengeluarkan pernyataan setelah Singapura mengecam Malaysia pada Minggu (13 Januari 2019), atas keberadaan kapal Malaysia yang dikatakan menlu telah melanggar wilayah perairannya dan berencana menunda pertemuan tentang kerjasama komersial.

Baca juga: Kata Pemerintahan Malaysia Usai Diberlakukannya Larangan Merokok di Restoran

Tindakan Malaysia akhir-akhir ini mengganggu status quo yang telah berlangsung bertahun-tahun, kata Balakrishnan, yang pekan lalu mengadakan pertemuan dengan timpalannya dari Malaysia, Saifuddin Abdullah, dan bersepakat mengenai langkah-langkah untuk melunakan ketegangan.

"Aksi ini tidak memberi pertanda baik untuk hubungan bilateral kami," kata Balakrishnan kepada parlemen.

"Singapura masih berusaha untuk menemukan penyelesaian damai melalui dialog," katanya. Ia menambahkan apabila perundingan gagal mencapai penyelesaian yang dapat diterima, Singapura akan mencari penyelesaian internasional untuk pertikaian ini.

Baca juga: Saat Menteri Perekonomian Malaysia Catut Indonesia Soal Pertumbuhan Populasi

Pada Desember Singapura menekan langkah Malaysia yang menambah perluasan batas pelabuhan di bagian selatan, negara bagian Johor, dengan mengatakan bahwa perbatasan baru itu merambah perairannya, sebuah pernyataan yang disebut Malaysia sebagai tidak benar.

Sebelumnya Malaysia mengatakan kepada Singapura untuk mengambil kembali kendalinya atas wilayah udara di sebagian wilayah Johor yang dikelola Singapura sejak 1974, menyusul prawacana sistem pendaratan baru di bandara Seletar, Singapura.

Sistem pendaratan itu memerlukan pesawat untuk terbang ke bandara kecil Singapura melintasi wilayah udara Malaysia, di mana Malaysia keberatan. Singapura dulunya adalah bagian dari Malaysia tetapi keduanya berpisah dengan sengit pada 1965 dan memperkeruh hubungan diplomatik dan ekonomi selama bertahun-tahun.


Penulis :
Noor Pratiwi