
Pantau - Girl group asal Jepang, f5ve, menjadi sorotan tajam setelah diduga menggunakan foto peti mati yang diedit menjadi gambar mendiang Goo Hara untuk materi promosi mereka.
Goo Hara merupakan mantan anggota girl group Korea ternama, Kara, yang telah meninggal dunia dan memiliki banyak penggemar setia di Korea maupun Jepang.
Kontroversi ini pertama kali diungkapkan oleh Profesor Seo Kyung-deok dari Universitas Wanita Sungshin pada 15 April, melalui unggahan di media sosial pribadinya.
Dalam unggahan tersebut, Profesor Seo menunjukkan bahwa grup f5ve memposting foto editan peti mati dengan wajah Goo Hara, disertai dengan tulisan "IDGAF (I don't give a fxxx)" yang berarti "Saya tidak peduli sama sekali".
Menurut Profesor Seo, para penggemar Kara dari Korea dan Jepang sangat marah dan menuduh agensi f5ve, yaitu PYBE, telah memanfaatkan nama Goo Hara sebagai alat pemasaran dengan cara yang tidak menghormati almarhumah.
PYBE Minta Maaf namun Dianggap Lempar Tanggung Jawab
Seiring meningkatnya kecaman dari publik, PYBE segera menghapus unggahan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf resmi.
Dalam permintaan maafnya, PYBE mengaku tidak mengetahui siapa Goo Hara sebenarnya dan menyatakan bahwa unggahan tersebut berasal dari meme buatan penggemar yang mereka bagikan kembali.
Pernyataan tersebut justru memicu kemarahan lebih lanjut, karena dianggap tidak bertanggung jawab dan terkesan melempar kesalahan kepada pihak lain.
Profesor Seo dengan tegas menyatakan bahwa alasan "tidak mengenalinya" hanyalah dalih, mengingat Goo Hara adalah sosok bintang besar yang sangat dicintai di Jepang.
Ia menambahkan bahwa meskipun K-pop tengah berjaya secara global, menggunakan gambar mendiang selebritas Korea untuk kepentingan promosi adalah tindakan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan.
Profesor Seo mengakhiri pernyataannya dengan menekankan bahwa jika sebuah grup ingin sukses secara global, maka mereka harus mematuhi prinsip-prinsip dasar, termasuk rasa hormat terhadap sesama artis.
- Penulis :
- Pantau Community