HOME  ⁄  K-Entertainment

Dari sisi dingin hingga kehangatan tersembunyi, sang aktor refleksikan kemanusiaan lewat karakter ekstrem di drama medis Disn

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Dari sisi dingin hingga kehangatan tersembunyi, sang aktor refleksikan kemanusiaan lewat karakter ekstrem di drama medis Disn
Foto: Seol Kyung-gu ungkap tantangan emosional perankan Choi Deok-hee dalam drama Hyperknife

Pantau - Aktor veteran Seol Kyung-gu membagikan pengalaman mendalamnya dalam memerankan Choi Deok-hee, seorang ahli bedah saraf jenius dengan sisi gelap, dalam wawancara terbaru seputar drama Hyperknife, thriller medis produksi Disney+ yang kini menarik perhatian luas.

Choi Deok-hee: bukan psikopat, tapi manusia yang kekurangan emosi

Dalam Hyperknife, Seol Kyung-gu beradu akting dengan Park Eun-bin yang memerankan Se-ok, mantan anak didik yang kini menjadi lawannya.

Ia menggambarkan karakter Choi Deok-hee sebagai sosok “dingin dan kaku secara sosial”, namun memiliki lapisan kehangatan dan kebimbangan moral yang rumit.

Seol Kyung-gu mengaku sempat khawatir sebelum penayangan perdana dan merasa tidak nyaman menonton penampilannya sendiri.

Meski begitu, ia bersyukur karena karakter yang kompleks ini tetap diterima baik oleh publik, walaupun membutuhkan waktu untuk dipahami sepenuhnya.

Ia menyebut bahwa pendekatannya terhadap karakter ini terus berkembang selama proses syuting.

Awalnya, Deok-hee ia bangun sebagai tokoh yang “dingin dan panas”, tapi seiring cerita, ia merasa perlu menambahkan spektrum emosi untuk memperlihatkan sisi kemanusiaan.

Salah satu titik balik karakter menurut Seol adalah ketika Deok-hee mengatakan pada Se-ok, “Bukankah penjualanmu terlalu dangkal?” di pemakaman adik Mari.

Momen tersebut membuka celah dalam watak Deok-hee, membuatnya lebih dari sekadar “psikopat”, melainkan seseorang yang kekurangan kemampuan emosional.

Baginya, dialog “Se-ok adalah masa mudaku yang menyedihkan” menjadi inti dari karakter Deok-hee—menyiratkan nostalgia, penyesalan, dan simpati dalam satu kalimat.

Akting sebagai proses empati dan refleksi hidup

Seol Kyung-gu menekankan bahwa tujuannya adalah membuat penonton tetap mampu berempati, meski karakter Deok-hee menunjukkan tindakan ekstrem yang bahkan sulit dimaafkan.

Ia juga menyebut Park Eun-bin sebagai mitra kerja yang sangat membantunya mendalami peran, menyebutnya sebagai “ratunya pertanyaan” karena banyaknya diskusi mendalam mereka di lokasi.

Kenyamanan suasana syuting dan komunikasi yang terbuka menjadi faktor penting dalam penciptaan chemistry karakter yang kuat.

Menurutnya, adegan paling intens secara emosional dan fisik adalah konfrontasi terakhir antara Deok-hee dan Se-ok, termasuk momen menjelang operasi serta saat Deok-hee memukul Se-ok dengan tongkat.

Meski menyayangkan waktu syuting untuk adegan krusial itu sangat terbatas, ia tetap merasa puas karena hasil akhirnya mampu menyampaikan ketegangan yang diinginkan.

Hidup, akting, dan pencarian makna di usia matang

Kini mendekati usia 60, Seol Kyung-gu mengaku banyak menonton konten YouTube seputar kehidupan para biksu dan praktisi spiritual.

Meskipun ia tidak berniat hidup seperti mereka, ketenangan dari konten tersebut menjadi inspirasi dalam proses hidup dan beraktingnya.

Ia menyimpulkan bahwa kekuatan akting bersumber dari hubungan antarmanusia, dan kini ia mulai lebih melihat dirinya sebagai “manusia lebih dulu, baru aktor.”

Menutup wawancaranya, Seol Kyung-gu menyampaikan harapannya untuk terus menemukan kisah-kisah baru dan menua dengan baik.

Ia percaya bahwa, “Hidup membentuk wajah seseorang,” menandakan keyakinannya akan kedalaman emosi dan pengalaman hidup yang terpantul dalam akting dan diri seseorang.

Penulis :
Gian Barani

Terpopuler