
Pantau - Aktris veteran Lee Hye-young kembali mencuri perhatian dengan perannya sebagai Jo-gak, seorang pembunuh wanita berusia 60 tahun dalam film aksi Breakthrough, yang disutradarai Min Kyu-dong dan diadaptasi dari novel karya Koo Byung-mo.
Film ini mengisahkan konfrontasi penuh ketegangan antara Jo-gak dan Tou (diperankan Kim Sung-chul), seorang pembunuh muda berusia 30 tahun, yang memiliki masa lalu kelam yang saling mengikat mereka selama dua dekade.
Meski ide seorang wanita lansia mengalahkan pria muda dianggap tidak realistis oleh banyak pihak dan sempat membuat produksi terhambat, Lee Hye-young membuktikan kemampuannya dengan melakoni hampir semua adegan aksi sendiri tanpa pemeran pengganti.
Sutradara Min mengaku bahwa ia telah “menunggu seumur hidup” untuk menjadikan Lee sebagai Jo-gak dan menyebut aktingnya terasa sangat alami dalam peran tersebut.
Ketegangan di Balik Layar dan Renungan tentang “Kegunaan”
Dalam wawancara di Samcheong-dong, Seoul, Lee Hye-young mengungkap bahwa peran Jo-gak sempat ia tolak beberapa kali karena rasa takut dan keraguan terhadap proyek yang dianggap ekstrem ini.
Ia tertarik karena karakter Jo-gak memiliki kekuatan misterius yang menjadikannya legenda, namun tetap merasa cemas bahkan hingga syuting berlangsung.
Lee mengaku kesulitan bekerja dengan Sutradara Min yang sangat teknis dan tegas, sangat berbeda dari gaya bebas yang biasa ia alami, khususnya saat bekerja dengan Hong Sang-soo.
Ia harus berakting dalam batas storyboard yang rinci dan menahan emosi, yang baginya sangat menantang secara psikologis.
Lee menyatakan bahwa tema utama film bukan sekadar balas dendam, melainkan tentang “kegunaan manusia”, sebuah konsep yang sangat membekas dalam pikirannya selama proses syuting.
Salah satu adegan simbolik menunjukkan Jo-gak diinjak dan dihina dengan buah rusak, mencerminkan perasaan dilecehkan secara simbolis, yang membuat kata useless lebih kuat melekat di benaknya dibanding useful.
Ia juga merenungkan perubahan dalam sikapnya sebagai aktor senior, menyadari bahwa ia perlu menyesuaikan diri dengan sistem baru dan tidak lagi bergantung pada perlakuan khusus.
Lee mengaku bahwa sebelumnya ia sering bertindak sesuka hati di lokasi dan diterima begitu saja, tetapi pengalaman kali ini membuatnya merasa tertantang dan diremukkan secara emosional.
Setelah syuting selesai, Lee merasa belum puas dan bahkan menangis karena belum siap melepaskan peran Jo-gak yang begitu intens.
Namun, saat film diputar di Festival Film Internasional Berlin pada Februari lalu, antusiasme penonton luar negeri yang menyukai film tersebut membuatnya kembali percaya diri.
Ia menyadari bahwa Sutradara Min memang telah merancang proyek ini dengan sangat matang, dan hasilnya akhirnya terbayar.
Dalam presentasi produksi pada 27 April, Lee tampil percaya diri dan penuh karisma, membalas pertanyaan dengan santai, memperlihatkan sisi humor dan kecerdasannya yang jarang disorot.
Ia menyatakan bahwa jika publik belum melihat sisi dirinya yang sekarang, mungkin karena mereka belum sempat memperhatikannya dengan benar selama ini.
Lee merasa bangga telah memiliki karier panjang dan sukses, dan mengakui bahwa tidak semua aktor memiliki kesempatan untuk bertahan selama itu di industri yang keras.
- Penulis :
- Gian Barani