billboard mobile
HOME  ⁄  Lifestyle

Teman Hobi Bohong? Kenali Ciri-ciri Pathological Liar

Oleh renalyaarifin
SHARE   :

Teman Hobi Bohong? Kenali Ciri-ciri Pathological Liar
Pantau - Dalam keseharian mungkin saja kita pernah melakukan kebohongan, misalnya saat teman bertanya soal kecocokan warna pakaian untuknya mungkin kita akan menjawab "cocok" untuk jawaban yang sekedar menghindari perdebatan.

Namun, perilaku bohong dapat dilakukan dengan tidak terkontrol. Pelakunya bisa dikenal dengan istilah Pathological Liar.

Pathological Liar adalah orang yang berbohong secara terus-menerus, kompulsif, dan terencana. Perilaku ini cenderung sering dilakukan, dan biasanya tanpa disertai alasan yang jelas (disebut juga dengan pseudologia fantastica atau compulsive lying).

Dalam menyampaikan kebohongannya, pathological liar dapat menempatkan diri sebagai orang yang hebat, heroik, atau boleh jadi menggambarkan diri sebagai seorang korban.

Adapun contoh kebohongan yang disampaikan oleh pathological liar, yaitu:

- Menciptakan riwayat diri yang tidak sebenarnya. Misalnya, ia telah meraih prestasi tertentu, atau sebaliknya, pernah mengalami suatu kondisi buruk.
- Mengklaim menderita penyakit tertentu.
- Berbohong untuk membuat orang lain terkesan, seperti berkerabat dekat dengan seorang artis maupun pejabat tinggi negara.
- Sering mencari simpati dengan menceritakan penderitaan diri
- Cerita yang disampaikan cenderung terlalu detil dan terelaborasi dengan baik
- Merespons pertanyaan Anda dengan sangat cepat, namun respons tersebut terkesan tidak jelas dan tidak menjawab pertanyaan
- Sering bercerita dengan versi yang berbeda, karena lupa dengan detil kebohongan sebelumnya

Terdapat beberapa kemungkinan pemicu dan penyebab Pathological Liar yang masih belum diketahui dengan jelas. Diduga pelaku terkena gangguan kepribadian atau demensia.

1. Gangguan kepribadian
Kebiasaan berbohong patologis diperkirakan menjadi salah satu gejala, dari gangguan kepribadian tertentu. Gangguan kepribadian tersebut, termasuk:

- Gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder): Gangguan yang membuat penderitanya sulit mengatur emosi, sering mengalami perubahan mood, perasaan insecure,dan perasaan tidak stabil.
- Gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder): - Gangguan ini menyebabkan seorang individu membutuhkan pengakuan dan perlakukan yang spesial dari orang lain.
- Gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder): - Gangguan ini memiliki ciri penderita yang tak peduli mengenai kebenaran, serta kerap merampas hak dan menyakiti perasaan orang lain.
- Seseorang yang menderita gangguan kepribadian ambang maupun narsistik dapat melakukan kebohongan patologis, untuk menyimpang realitas menjadi sesuatu yang sesuai dengan emosi diri sendiri.

Tentunya, menderita gangguan kepribadian di atas dapat menjadi tantangan, dalam hubungan interpersonal. Sehingga pertolongan ahli kejiwaan sangat diperlukan.

2. Demensia frontotemporal
Demensia frontotemporal adalah kondisi demensia, yang memengaruhi bagian depan (frontal) atau bagian samping (temporal) organ otak. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami gangguan perilaku serta kemampuan berbicara.

Gangguan perilaku yang ditunjukkan oleh individu dengan demensia frontotemporal, meliputi:

- Perilaku sosial yang tidak semestinya dilakukan
- Tidak dapat memahami perilaku sendiri maupun orang lain
- Kurang empati terhadap orang di sekelilingnya
- Perilaku kompulsif
- Perubahan selera makan
- Rasa bosan

Para ahli memperkirakan, perilaku pathological liar mirip dengan karakteristik dan ciri-ciri yang ditunjukkan oleh penderita demensia frontotemporal.
Penulis :
renalyaarifin