
Pantau - Pirola atau BA.2.86 pada dasarnya merupakan subvarian dari omicron. Nama terakhir merupakan varian SARS-CoV-2 yang paling banyak bermutasi. Varian ini telah ditemukan di sejumlah negara.
Bulan Agustus lalu, virus hasil mutasi terbaru ini telah masuk ke daftar pemantauan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melansir Medicalxpress, sejauh ini subvarian pirola tidak dikaitkan dengan gejala yang parah hingga menimbulkan kematian. Misalnya di Inggris, pasien hanya mengalami gejala ringan dan bahkan tanpa gejala. Berikut beberapa gejala COVID-19 pirola yang dilaporkan sejauh ini.
1. Pilek
Pilek jadi salah satu gejala ringan yang ditimbulkan subvarian ini. Masih sama seperti subvarian lainnya, pilek bisa membuat hidung pasien terasa tak nyaman, berair, dan tersumbat.
2. Sakit kepala
Sama seperti subvarian sebelumnya, pirola juga memicu munculnya sakit kepala.
3. Kelelahan
Kelelahan umumnya terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang mengeluarkan energi ekstra untuk melawan virus yang menyerang.
4. Bersin
Bersin bisa jadi bagian dari pilek. Bersin merupakan cara alami tubuh untuk mengeluarkan zat yang tak dikenal seperti virus.
5. Sakit tenggorokan
Tak jauh berbeda dengan subvarian lainnya, Pirola juga membuat pasien yang terinfeksi mengalami sakit tenggorokan. Dalam kondisi ini, tenggorokan akan terasa panas, nyeri, dan tak nyaman.
Peneliti di China melihat keampuhan antibodi dari hasil vaksinasi dan infeksi sebelumnya menurun dua kali lipat dalam menetralisir Pirola. Namun pada saat yang sama, subvarian satu ini juga ditemukan kurang menular dibandingkan Omicron XBB.1.5.
Penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa BA.2.86 muncul dari varian omikron dan memiliki 34 mutasi lebih banyak dibandingkan kerabat terdekatnya. Kristian Andersen, dari Scripps Research Institute,mengatakan bahwa dia dan timnya telah menemukan bahwa varian baru tersebut memiliki sebagian besar, jika tidak semua, ciri-ciri yang menunjukkan bahwa varian tersebut dapat menjadi jenis virus SARS-CoV-2 yang dominan.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari