
Pantau - Dilansir Medical Daily, sebuah penelitian baru-baru ini menemukan serangkaian efek kesehatan kurang baik yang disebabkan oleh mengonsumsi minuman energi yang populer di kalangan anak-anak dan dewasa muda.
Hasil penelitian menunjukkan adanya efek kesehatan yang ditimbulkan setelah minum minuman energi termasuk gangguan tidur, depresi, bunuh diri, ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder), dan kecemasan.
Para peneliti dalam tinjauan sistematis baru-baru ini memeriksa 57 studi tentang dampak minuman energi pada anak-anak dan remaja yang melibatkan data antara Januari 2016–Juli 2022.
Mereka mengamati adanya hubungan positif yang kuat antara konsumsi minuman energi dan merokok, penggunaan alkohol, pesta minuman keras, penggunaan narkoba lainnya, dan niat untuk memulai perilaku tersebut.
Juga dikaitkan dengan pencarian sensasi, perilaku nakal, durasi tidur pendek, kualitas tidur buruk, dan prestasi akademik rendah.
Minuman energi memang banyak dipasarkan sebagai minuman non-alkohol yang konon meningkatkan kinerja fisik dan kognitif.
Namun, ternyata bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas karena justru penelitian menunjukkan beberapa potensi dampak negatif dari minuman ini, termasuk masalah kardiovaskular, neurologis, metabolisme, dan gastrointestinal.
Minuman berenergi ini biasanya mengandung kafein dan gula yang tinggi serta mengandung stimulan lain seperti taurin, ginseng, dan guarana. Diketahui bahwa kandungan kafein pada minuman energi berkisar antara 50 mg dan 505 mg per porsi.
Karena kandungan kafein dan gula yang tinggi ini, American Academy of Pediatricians menyarankan untuk tidak menggunakan minuman berenergi dan segala bentuk kafein pada anak-anak di bawah usia 12 tahun. Juga disarankan untuk membatasi asupan kafein hingga 100 mg setiap hari bagi mereka yang berusia 12-18 tahun.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Muhammad Rodhi