
Pantau - Selama bulan Ramadan, umat Muslim akan mengalami perubahan pola tidur karena harus bangun lebih awal untuk sahur serta melaksanakan kegiatan ibadah hingga malam hari.
Oleh karena itu, Ketua Umum Terpilih PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra membagikan beberapa cara untuk mengembalikan pola tidur ke kondisi normal setelah perubahan pola tidur yang umumnya terjadi pada orang Muslim selama bulan Ramadan.
"Kalaupun terjadi gangguan tidur karena pola tidur yang kurang pas, hal itu bisa disiasati dengan gizi dan relaksasi dalam waktu tiga sampai lima hari," kata lulusan Universitas Indonesia itu.
Ia mengatakan bahwa pada masa transisi tersebut biasakan untuk istirahat pada pukul delapan atau sembilan kalau memang tidak ada kepentingan lain untuk begadang atau beraktivitas pada malam hari.
Selain itu, ia juga menyarankan orang yang baru beristirahat pada tengah malam untuk secara bertahap mengubah kebiasaan agar bisa tidur malam lebih awal.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bahwa tubuh manusia memiliki pengingat otomatis atau "alarm" internal. Sebagai contoh, orang Muslim yang biasa bangun pukul 04.00 atau 05.00 pagi untuk menunaikan shalat subuh punya semacam alarm alami untuk bangun pada waktu-waktu tersebut.
Oleh karena itu, membiasakan diri bangun pagi dapat membantu memulihkan pola tidur ke kondisi normal.
Juga, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pengelolaan stres memudahkan upaya untuk memulihkan pola tidur yang sempat berubah selama bulan puasa.
"Yang penting diperhatikan adalah tidur berkualitas itu tidur pada lima sampai delapan jam. Kalau badan kita nanti menerima nutrisi dengan baik, pola pikirnya juga baik, artinya tidak dalam keadaan stres, itu biasanya akan cepat dan tidak ada masalah untuk kembali kepada tidur yang berkualitas dan normal," ia menjelaskan.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Muhammad Rodhi