
Pantau - Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders menemukan bahwa terdapat peningkatan risiko depresi pada wanita yang mengalami tahap perimenopause sebesar 40 persen, dibandingkan dengan tahap pramenopause (rentang waktu sejak menstruasi pertama hingga tahap perimenopause).
Perimenopause merupakan periode transisi saat seorang wanita memasuki masa menopause yang ditandai dengan penurunan fungsi ovarium secara bertahap.
Tahap ini biasanya terjadi sekitar tiga hingga lima tahun sebelum menopause. Dan di tapa inilah kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Hasil studi tersebut didasarkan pada meta-analisis dari tujuh penelitian yang melibatkan 9.141 wanita dari seluruh dunia yang mengevaluasi bagaimana berbagai tahapan menopause dikaitkan dengan depresi.
Baca juga: Studi: Pengalaman Masa Kecil yang Positif dapat Mengurangi Risiko Depresi Remaja
Penelitian tersebut menekankan pentingnya mengakui bahwa wanita dalam tahap kehidupan ini lebih rentan mengalami depresi, juga menggarisbawahi perlunya untuk memberikan dukungan dan pemeriksaan bagi perempuan guna membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.
“Perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Temuan kami menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan perimenopause selama masa ini,” kata Profesor Aimee Spector, peneliti lainnya.
Menurut Spector, diperlukan kesadaran dan dukungan yang lebih besar untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, memastikan mereka menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah.
Meskipun begitu, penelitian tersebut tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan wanita pramenopause karena adanya keterbatasan yaitu kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil.
Sumber: ANTARA
- Penulis :
- Latisha Asharani