
Pantau - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengingatkan bahwa lansia merupakan kelompok usia yang rentan mengalami depresi akibat keterbatasan fisik dan perubahan sosial yang signifikan.
Penyebab Depresi dan Hasil Skrining di Posyandu Lansia
Plt. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes DKI Jakarta, Sri Puji Wahyuni, menjelaskan bahwa depresi pada lansia dapat dipicu oleh penyakit fisik, keterbatasan aktivitas, rasa kesepian, hingga kehilangan orang terdekat.
Data dari Posyandu Lansia di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa dari 83.832 lansia yang diperiksa, sebanyak 1.184 orang atau 1,4 persen terindikasi mengalami depresi berdasarkan hasil Skrining Kognitif dan Depresi Lansia (SKILAS).
Selain itu, faktor lain yang dapat memicu depresi pada lansia adalah demensia atau penurunan fungsi kognitif, serta konflik keluarga yang menciptakan tekanan emosional.
Puji menekankan bahwa dukungan sosial dari teman sebaya (peer support) sangat penting dalam menjaga kesehatan mental lansia.
Gejala umum depresi pada lansia meliputi kesedihan berkepanjangan, kehilangan minat terhadap aktivitas, gangguan tidur, dan perubahan nafsu makan.
Peran Posyandu Lansia dan Upaya Pencegahan
Untuk mencegah gangguan mental pada lansia, Dinkes DKI mendorong para lansia agar aktif mengikuti kegiatan di posyandu lansia.
Posyandu tersebut menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan, edukasi pola hidup sehat, serta sarana untuk bersosialisasi dengan sesama lansia.
Selain pemeriksaan mental, posyandu lansia juga melakukan skrining risiko penyakit seperti hipertensi, diabetes, tuberkulosis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta memantau kemampuan aktivitas harian lansia.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, jumlah lansia pada semester I tahun 2025 tercatat mencapai 1,1 juta orang, atau sekitar 10,6 persen dari total penduduk Jakarta.
- Penulis :
- Aditya Yohan