Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Survei: 1 dari 3 Orang Korsel yang Lahir pada Tahun 1960an Khawatir akan Meninggal Sendirian

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Survei: 1 dari 3 Orang Korsel yang Lahir pada Tahun 1960an Khawatir akan Meninggal Sendirian
Foto: Ilustrasi lansia (Freepik)

Pantau - Masyarakat Korea kelahiran tahun 1960-an disebut sebagai generasi terakhir yang mempunyai kewajiban merawat orang tua sesuai dengan norma sosial. Pada saat yang sama, orang-orang ini juga disebut sebagai generasi pertama yang kemungkinan besar tidak akan diasuh oleh keturunannya karena perubahan drastis dalam struktur kependudukan suatu negara.

Menurut sebuah survei yang dirilis pada hari Senin (03/06/2024) persepsi ini menyebabkan satu dari tiga orang yang lahir pada tahun 1960an khawatir akan ditinggalkan dan meninggal sendirian, dikutip dari The Korea Times.

Jumlah masyarakat Korea Selatan yang lahir pada tahun 1960an mencapai sekitar 8,5 juta jiwa, yang merupakan 16,4 persen dari seluruh populasi negara tersebut.

Survei terhadap 980 orang berusia antara 55 dan 64 tahun, yang dilakukan oleh Hankook Research pada tanggal 8 hingga 15 Mei, menunjukkan bahwa lima hingga enam dari 10 responden masih menghidupi orang tua atau anak-anak mereka, atau keduanya secara finansial.

Dalam survei tersebut, 44 persen dari 772 responden yang orang tuanya masih hidup terus menghidupi orang tua mereka secara finansial, menghabiskan rata-rata sekitar 730.000 won (Rp.8,5 juta) per bulan.

Dari 851 responden yang memiliki anak, 43 persen menghidupi mereka, dengan rata-rata 880.000 won sebulan.

Di antara responden, 15 persen mengatakan mereka menghidupi orang tua dan anak-anak mereka secara finansial dan menghabiskan rata-rata 1,64 juta won (Rp.19,3 juta) sebulan untuk hal ini.

Tujuh dari 10 responden mengatakan bahwa mereka masih bekerja untuk mencari uang, dan 90 persen mengatakan mereka ingin terus bekerja selama kondisi kesehatan mereka memungkinkan. Di antara responden yang masih bekerja, 46 persen merasa khawatir akan kehilangan pekerjaan.

Dalam survei tersebut, 52 persen responden telah pensiun, namun 54 persen di antaranya sudah mulai bekerja kembali dengan bekerja kembali atau mendirikan perusahaan sendiri.

Mengenai alasan tetap bekerja, 37 persen menyatakan masih dalam usia kerja, sementara 29 persen menyatakan membutuhkan uang untuk menghidupi keluarga.

Ketika ditanya siapa yang harus bertanggung jawab di masa depan, 89 persen mengatakan tanggung jawab ada di tangan mereka sendiri, namun hanya 62 persen yang bersiap menghadapi kemungkinan yang akan terjadi.

Karena mereka disebut sebagai generasi pertama yang tidak diasuh oleh anak-anaknya, sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka menganggap serius masalah pengasuhan.

Dari total tersebut, 98 persen mengatakan permasalahan pengasuhan anak akan menjadi lebih serius di masa depan, dan 86 persen mengatakan pemerintah harus memperluas layanan pengasuhan bagi lansia dan penyandang disabilitas.

Satu dari tiga responden, atau 30,2 persen, mengatakan mereka bisa meninggal sendirian. Dari jumlah tersebut, mereka yang berpenghasilan kurang dari 2 juta won per bulan menyumbang porsi tertinggi yaitu 49,9 persen.

“Orang-orang yang lahir pada tahun 1960-an agak berbeda dari generasi tua dalam hal aspek budaya dan ekonomi,” kata Kim Yong-ik, Kepala Care for All Foundation, sebuah organisasi nirlaba di Seoul yang mengadakan survei tersebut.

“Pemerintah harus lebih fokus pada karakteristik mereka ketika memutuskan arah kebijakan pengasuhan anak.”

Sumber: The Korea Times

Penulis :
Latisha Asharani